100 Hari Mogok Makan, Tahanan Palestina Tuntut Diakhirinya Penahanan Administrasi

Tahanan Palestina Ahmad Ghannam (42) telah melakukan mogok makan selama 100 hari. Ini dilakukan sebagai bentuk protes atas penahanan administratif yang dikenakan kepadanya.

BY Edited Tue,22 Oct 2019,02:05 PM

Tepi Barat, SPNA - Tahanan Palestina Ahmad Ghannam (42) telah melakukan mogok makan selama 100 hari. Ini dilakukan sebagai bentuk protes atas penahanan administratif yang dikenakan kepadanya, tanpa tuduhan atau pengadilan, Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) melaporkan, Senin (21/10/2019).

Ghannam , yang berasal dari kota Dura di selatan Tepi Barat, adalah satu dari enam warga Palestina yang saat ini melakukan mogok makan menuntut diakhirinya penahanan administratif tanpa akhir yang dikenakan atas mereka. Model penahanan seperti ini digunakan Israel untuk memenjarakan aktivis Palestina berdasarkan bukti rahasia selama enam bulan di waktu yang dapat diperpanjang tanpa batas waktu.

PPS mengatakan Ghannam dipindahkan ke rumah sakit seminggu yang lalu setelah kesehatannya kritis. Ia ditangkap pada 18 Juni dan segera ditempatkan di bawah penahanan administrasi, yang diperbarui selama dua setengah bulan saat mogok makan berlangsung.

Ghannam, yang merupakan ayah dari dua anak, sebelumnya dirawat karena kanker dan karenanya "membutuhkan perhatian medis yang konstan dan tindak lanjut," kata PPS.

Lima tahanan lainnya juga melakukan mogok makan karena alasan yang sama. Mereka adalah Ismail Ali, yang telah mogok selama 90 hari, Tareq Qadan, mogok selama 83 hari, Ahmad Zahran, selama 30 hari, Musab Hindi, selama 28 hari, dan Hiba Labadi , warga negara Yordania, yang telah mogok makan selama 28 hari.

(T.RA/S: Days of Palestine)

leave a reply
Posting terakhir