Etiopia Siap Kerahkan Jutaan Warga Jika Perang dengan Mesir Benar-benar Terjadi

Sengketa pembangunan Bendungan An-Nahdhah menjadikan hubungan Etiopia dengan Mesir memanas. Presiden Etiopia mengatakan bahwa negaranya siap meladeni Mesir jika perang yang dihindari tersebut benar-benar terjadi.

BY Edited Wed,23 Oct 2019,01:54 PM

Adis Ababa, SPNA – Presiden Etiopia, Abiy Ahmed, mengatakan bahwa negaranya siap mempersenjatai jutaan warga jika terpaksa harus berperang dengan Mesir akibat sengketa pembangunan bendungan An-Nahdhah. Namun demikian ia meyakini bahwa negosiasi kedua negara dapat memecahkan permasalahan yang ada.

Abiy menegaskan bahwa negaranya komitmen untuk menyelesaikan proyek raksasa yang merupakan peninggalan pendahulunya. “Ini merupakan proyek luar biasa. Tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan Etiopia untuk menyelesaikan bendungannya.”

Sampai saat ini pembicaraan antara Etiopia dan Mesir terkait proyek seharga 5 miliar dolar Amerika itu, belum menemukan titik temu. Bendungan tersebut akan menjadi yang terbesar di Afrika jika sengketa dengan Mesir berhasil dilalui.

“Jika memang harus menempuh jalur kekuatan, kami siap mengumpulkan jutaan warga untuk berperang. Tapi ini tentunya tidak akan memberikan manfaat bagi siapapun,” ucap Abiy.

Pembangunan bendungan An-Nahdhah Etiopia membuat Mesir khawatir terhadap pengurasan air Sungai Nil secara berlebihan yang merupakan satu-satunya sumber air negara Firaun tersebut.

Beberapa media Mesir pro pemerintahan menyebutkan bahwa proyek Etiopia telah mengancam keamanan nasional Mesir yang perlu diselesaikan dengan agresi militer.

Dilansir dari situs Maannews, Kementerian Luar Negeri Mesir sangat menyayangkan pernyataan Abiy yang disampaikan di depan parlemen Etiopia tersebut. Mesir menilai Presiden Etiopia salah bersikap dalam menanggapi konflik besar yang sedang berkecamuk antara kedua negara.

Menurut pengakuan Kemenlu, Mesir tidak pernah berpikir untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan jalur kekuatan atau militer. Negosiasi merupakan solusi yang seharusnya menjadi jalan keluar dari masalah yang ada.

Untuk menyelesaikan konflik, kedua kepala negara diprediksi akan melakukan pertemuan hari  ini (Rabu, 23/10/2019), di sela KTT Rusia Afrika di sebuah Resor di Sochi, Rusia.

(T.HN/S: Qudsn)

leave a reply
Posting terakhir