Jihad Islami ingatkan Netanyahu agar tidak mempermainkan gencatan senjata

Gerakan pembebasan Palestina di Gaza, Jihad Islami, mengirim pesan peringatan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. PM Israel yang akrab dipanggil Bibi itu, diminta untuk tidak bermain-main dengan perjanjian gencatan senjata.

BY Edited Mon,18 Nov 2019,10:27 AM

Gaza, SPNA – Jihad Islami meminta pemerintah Israel untuk tidak mempermainkan perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati antara pejuang Palestina dan militer Israel.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Khalid Al-Batsh, salah satu anggota biro politik Jihad Islami. Kahlid menyampaikan bahwa Jihad Islami sedang menunggu jawaban dari Mesir, terkait pernyataan Netanyahu yang mengatakan tidak merasa terikat dengan perjanjian tersebut.

Netayahu diminta untuk hati-hati dalam berujar. Perang dapat saja terjadi kapanpun jika salah satu pihak tidak memenuhi poin-poin yang tertera dalam perjanjian.

Jual beli serangan antara Pejuang Palestina dan militer Zionis berawal dari pengkhianatan Israel dengan merudal rumah salah satu pemimpin Jihad Islami di Gaza, Baha Abu Al-Atha, Selasa pagi (12/11/2019). Padahal Israel masih terikat dengan Pejuang Palestina Gaza dalam sebuah perjanjian damai yang dimediatori oleh Mesir.

Ikut meninggal dalam serangan itu istri dari penglima bagian utara Al-Quds Brigade tersebut, yang juga berada dalam rumah ketika pesawat tempur Israel memuntahkan misilnya.

Pasca kejadian, Pejuang Palestina langsung membalasnya dengan menembakkan ratusan rudal ke arah permukiman Yahudi Israel.

Kesepakatan gencatan senjata berlaku sejak pagi hari ini (Kamis, 14/11), terjadi berkat usaha mediasi Mesir dan PBB. Gempuran Israel tersebut menewaskan 34 warga Palestina. Enam di antaranya anak-anak dan tiga orang perempuan, seperti dikutip dari situs Sputniknews.

(T.HN/S: Maannews)

leave a reply
Posting terakhir

Jihad Islami dan IDF sepakati gencatan senjata  

“Israel ingin melakukan gencatan senjata dan kami telah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah menghentikan pembunuhan terhadap pemimpin gerakan pejuang, seta berhenti menembak demonstran aksi Great March of Return