Tentara Israel Menahan Bocah Berusia 13 Tahun Asal Tepi Barat

Pasukan Israel menempatkan ‘Abd a-Razeq Idris (13) di sebuah dan membawanya ke Hebron dengan mata tertutup.

BY Edited Sat,23 Nov 2019,01:17 PM

Tepi Barat, SPNA - Pasukan pendudukan Israel menahan seorang bocah Palestina berusia 13 tahun. Mereka kemudian membawanya ke Hebron dengan mata tertutup, LSM HAM B'tselem melaporkan.

Insiden itu terjadi pada 3 November, ketika tentara menangkap ‘Abd a-Razeq Idris (13), dari lingkungan Abu Jales, Tepi Barat yang diduduki.

Seperti yang diungkap B'Tselem, para prajurit menempatkan bocah itu di sebuah jip, "menutup matanya dan membawanya berkeliling." Dia kemudian dibawa ke lingkungan lain sekitar 1 km dari rumahnya, "di mana mereka membawanya keluar dari jip dan sembari mata tertutup membawanya melewati jalan-jalan.”

“Saya benar-benar takut dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Saya duduk di jip dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Salah satu tentara menampar dan menendang saya. Dia berbicara kepada saya dalam bahasa Ibrani sehingga saya tidak bisa mengerti apa yang dia katakan,” tutur ‘Abd a-Razeq Idris kepada seorang peneliti B 'Selsel.

Ketika ayah bocah itu tiba, tentara menolak untuk membebaskannya dan malah membawanya ke sebuah pos militer yang berpusat di pemukiman Kiryat Arba. ‘Abd a-Razeq "ditanya tentang pelempar batu dan dipulangkan sendirian" sekitar pukul 14:00.

“Ibuku benar-benar khawatir, dan ketika saya sampai di rumah, dia dan nenek memelukku sembari menangis. Saya tidak melakukan apa-apa, dan saya tidak melempar batu apa pun. Saya tidak tahu apa yang diinginkan tentara dari saya,” kata‘ Abd a-Razeq Idris.

Menurut B'Tselem, "kasus ini bukan penyimpangan" melainkan "bagian dari kekerasan rutin yang dilakukan terhadap warga Palestina di Hebron" oleh pasukan dan pemukim Israel, "berupa serangan fisik, ancaman, pelecehan verbal, serangan tentara ke rumah-rumah (biasanya di malam hari) - dan penangkapan salah anak di bawah umur dan orang dewasa.”

Ketika "Pihak keamanan Israel membenarkan hal ini," B’Tselem justru  menggambarkan klaim seperti itu adalah hal yang "tidak berdasar" dan "hanya berfungsi untuk meningkatkan kebijakan yang mendorong warga Palestina untuk meninggalkan Hebron."

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir