Saat Gaza dalam Gempuran, Santri Daarul Qur’an Indonesia-Gaza Berhasil Setor Hafalan 30 Juz Qur’an dalam Waktu 4 Jam

Salah satu santri Rumah Tahfiz Daarul Qur’an Indonesia cabang Jalur Gaza berhasil memperdengarkan seluruh hafalan 30 juz Al-Quran-nya sekali duduk hanya dalam durasi empat jam “bil goib”. Keberhasilan ini menjadi rekor terbaru penyetoran hafalan Al-Quran tercepat se-Palestina dan negara Arab pada umumnya.

BY Edited Wed,27 Nov 2019,01:53 PM

Gaza, SPNA – Khalid Mustafa Dhamidah usia 13 tahun, salah satu santri Daarul Qur’an Indonesia di Gaza, berhasil menyetorkan hafalan Al-Quran 30 jus sekali duduk selama empat jam. Ini merupakan rekor penyotoran hafalan Al-Quran tercepat se-negara Arab Palestina.

Khalid Mustafa mengatakan bahwa keberhasilannya tidak lepas atas ijin Allah Ta’ala serta tak terlepas dari peran Daarul Qur’an Indonesia dan para guru yang terus mendukungnya, memotivasi selama proses menghafal. Tanpa kedua hal tersebut ia tidak akan pernah mencapai apa yang telah diraihnya saat ini  yaitu menjadi hafidz Qur’an pada usia 13 Tahun.

Ia juga mengatakan bahwa kondisi Gaza yang hidup di bawah blokade Israel, sedikitpun tidak mengurangi semangat para penghafal Al-Qur’an.

Salah satu guru tahfiz Daarul Qur’an, Syekh Isa Al-Hartani, mengatakan bahwa Khalid Mustafa berhasil menyelesaikan setoran Al-Qur’an-nya hanya dalam waktu empat jam hanya dengan satu kesalahan saja. Menurutnya, Khalid menjadi orang pertama yang melakukan hal tersebut se-Palestina dan negara Arab pada umumnya. Kecepatan bacaan bahkan membuat para guru kesulitan untuk menyimak hafalannya.

Dalam kesempatan kunjungan Abdillah Onim (Aktifis Indonesia di Palestina) pada Ahad 25 November 2019, Khalid menyampaikan bahwa dirinya berkeinginan besar untuk cita menjadi seorang dokter. Ia berharap ada pihak yang dapat membantunya mewujudkan cita-cita tersebut. Apalagi biaya yang dibutuhkan di jurusan kedokteran tidaklah kecil. Menanggapi hal itu, Bang Onim berkata, “Insya Allah segera disampaikan ke pihak PPPA Daarul Qur’an.”

Serangan atas Gaza yang berlangsung selama sepekan telah mengakibatkan 35 warga Gaza meninggal dunia dan lebih dari 120 orang cedera. Hingga hari ini situasi Gaza belum kondusif. Bahkan pada Rabu malam (27/11/2019) serangan kembali terjadi.

Akibat perang kini warga Gaza terutama para santri hafidz Qur’an hidup serba dalam kesulitan, krisis makanan, krisis obat-obatan, krisis air minum, krisis pakaian musim dingin, krisis selimut hangat, terlebih bertepatan saat Palestina memasuki awal musim dingin.

Sejak PPPA Daarul Qur’an di Gaza berdiri pada akhir tahun 2012, kono lembaga ini memiliki 10 halaqoh dan guru (kelas/group) dan lebih dari 350 santri. Rumah Tahfiz Daarul Qur’an Indonesia di Gaza terus mengorbitkan para penghafal Al-Qur’an yang berasal dari anak-anak Palestina. Khalid merupakan salah satu dari ratusan penghafal Al-Qur an yang lahir dari Daarul Al-Qur’an.

(T.HN/SPNA)

leave a reply
Posting terakhir