Umat muslim dunia gelar aksi solidaritas untuk saudaranya di Uighur

Penindasan warga muslim dari etnis Uighur oleh Pemerintah Cina mengundang perhatian besar umat Islam dunia. Para aktivis menyerukan aksi boikot terhadap barang produksi Cina.

BY Edited Mon,23 Dec 2019,10:14 AM

Abu Dhabi, SPNA – Dikutip dari Aljazeera, nasib muslim Uighur Turkistan Timur/Xinjiang menjadi topik pembahasan yang paling banyak dibicarakan oleh muslim dunia di media. Ucapan solidaritas atas dugaan penganiayan terhadap mereka dari pemerintah Cina berdatangan dari berbagai belahan dunia.

Sebagian besar aktivis yang menyampaikan solidaritasnya mengajak masyarakat untuk memboikot barang produksi dari Negara Tirai Bambu tersebut.

Sejumlah warga turun kejalanan di sejumlah kota Turki untuk menyuarakan pembelaan untuk muslim Uighur. Media sosila Mesir juga sesak dengan slogan ajakan untuk tidak mengkonsumsi barang produksi milik Cina.

Selian ucapan kecaman, warga net juga serentak membagikan foto sebagai bukti atas kliam deskriminasi dan penganiaan pemerintah Cina terhadap warga muslim di sana.

Linda Sarsour, seorang aktivis muslim Amerika, mengajak dunia untuk mengadili pemerintah Cina  atas perbuatannya. “Pemerintah Cina harus segera diadili atas apa yang dilakukan terhadap muslim Uighur.” Tegas Sarsour.

Sedangkan penulis berkebangsaan Saudi, Turki Shalhoub, mengutuk keras deskriminasi yang dialami umat Islam di sejumlah negara, termasuk menuduh Islam sebagai agamanya terorisme.

Ia menuliskan, “Umat Islam di Iraq dibunuh, dibantai di Suriah, Afghanistan, Bosnia, Myanmar, Cina, Indian dan Kashmir. Setelah semua itu berlaku, mereka lantas balik menuduh umat Islam sebagai sarangnya teroris.”

(T.HN/S: Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir

Cina mata-matai 2.5 Juta muslim Uighur

Pakar Internet Belanda, Victor Jeffers, mengatakan bahwa salah satu perusahaan Cina yang bergerak di bidang teknologi pengenalan wajah, telah berbulan-bulan meninggalkan database online yang berisi nama dan nomor ID, tanggal lahir, dan lokasi muslim Uighur yang dimata-matai.