Dengan Menyamar, Polisi Israel Tangkap Aktivis Terkemuka anti-Pendudukan

Jonathan Pollak ditangkap di tempat kerjanya setelah berulang kali menolak untuk muncul di pengadilan atas tuntutan pribadi yang diajukan terhadapnya oleh organisasi sayap kanan.

BY Edited Wed,08 Jan 2020,11:19 AM

Tel Aviv, SPNA - Petugas polisi Israel yang menyamar menangkap aktivis terkemuka anti-pendudukan Israel Jonathan Pollak di tempat kerjanya pada hari Senin (06/01/2020). Penangkapan dilakukan, seperti dilansir +972 Magazine, terjadi "setelah dia berulang kali menolak untuk muncul di pengadilan atas tuntutan pribadi yang diajukan terhadapnya oleh organisasi sayap kanan."

Menurut keterangan saksi, ”tiga petugas tiba di gedung Haaretz di Tel Aviv selatan, tempat Pollak bekerja sebagai perancang grafis, dan membawanya ke tahanan.

”Pada bulan Desember 2018, kelompok sayap kanan Ad Kan meluncurkan upaya penuntutan pribadi terhadap tiga warga Israel - termasuk Pollak - atas peran mereka dalam protes terhadap Tembok Pemisahan.

Langkah Ad Kan datang hanya setelah otoritas Israel menolak untuk mendakwa ketiga aktivis tersebut. Penuntutan pribadi, digambarkan sebagai "yang pertama kali terjadi terhadap aktivis anti-pendudukan," yang menuduh para terdakwa "menyerang" pasukan pendudukan Israel.

Pollak telah berulang kali menolak untuk hadir di pengadilan. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak mengakui legitimasi sistem yang mempertahankan "kediktatoran militer" atas "subyek yang tidak memiliki semua hak dasar demokrasi" di Tepi Barat dan Gaza atau "warga negara kelas dua" di Israel.

Polisi telah mencoba menangkap Pollak beberapa kali, termasuk di rumah dan tempat kerjanya. Menurut +972 Magazine, penolakan Pollak untuk muncul di pengadilan berarti dirinya "dapat ditahan secara hukum, tanpa batas waktu atau sampai dia setuju untuk mengirim jaminan dan menghadiri sidang di Pengadilan Magistrate Yerusalem."

Menolak untuk membayar uang jaminan, Pollak mengatakan. "Terlibat dengan pemeriksaan ini akan menjadi pengakuan otoritas pengadilan Israel untuk membahas penentangannya terhadap rezim yang sama yang diwakilinya. Ini bukan masalah uang, dan saya tidak bermaksud melegitimasi diskusi pengadilan tentang masalah ini."

Pengacara Pollak, Gaby Lasky, "meminta agar Pollak dibebaskan tanpa syarat, mengingat polisi gagal mengirim wakil ke persidangan", tambah laporan itu. Juli lalu, Pollak "diserang secara fisik oleh dua penyerang saat dia meninggalkan tempat kerjanya", salah satunya dipersenjatai dengan pisau. Tidak ada penyerang yang tertangkap.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply