Akibat Blokade, Jalur Gaza Alami Krisis Elpiji

Perusahaan Bahan Bakar Gaza melaporkan bahwa Gaza mengalami kriris gas elpiji. Hal ini disebabkan karena pasokan gas dari Mesir dan Israel berhenti sejak awal pekan lalu.

BY Edited Thu,09 Jan 2020,11:54 AM

Jalur Gaza, SPNA – Perusahaan Bahan Bakar Gaza melaporkan bahwa Gaza mengalami kriris gas elpiji. Hal ini disebabkan karena pasokan gas dari Mesir dan Israel berhenti sejak awal pekan lalu.

Kepala Badan Penyedia Gas Elpiji, Perusahaan Bahan Bakar Gaza, Samir Hammadah menjelaskan, Gaza kehabisan persediaan gas elpiji di seluruh wilayahnya. Hal ini memaksa seluruh pangkalan gas  tutup, Rt Arabic melaporkan (09/01/2019).

Sejumlah warga Gaza masih mengantri di beberapa pangkalan untuk pengisian ulang setelah adanya laporan mengenai krisis gas di Gaza.

Lembaga Rakyat Anti Blokade Israel mengatakan bahwa blokade terhadap warga Gaza sejak 12 tahun terakhir menyebabkan krisis terhadap Gaza.

Lima tahun lalu, PBB juga telah meramalkan bahwa jika Gaza tak kunjung berubah, wilayah ini akan menjadi tak layak huni tahun 2020.

 

Israel memblokade Gaza sejak 2007, tepatnya setelah gerakan Hamas yang anti Israel memenangkan pemilu. Selama satu dekade terakhir, Gerakan Perlawanan tersebut bersama sekutunya seperti Jihad Islam Palestina, terlibat dalam 3 peperangan dengan Israel. Situasi ini membuat Israel membenarkan untuk terus melanjutkan blokade terhadap Gaza. Hal ini memperparah situasi.

 

Berdasarkan laporan sejumlah lembaga seperti Otoritas Perusahaan Air Minum Palestina, WHO, sekitar 97% air di Gaza tak dapat diminum. Disaat yang sama persediaan air tanah yang menjadi sumber satu-satunya di Gaza hampir habis.

 

Gaza sudah membangun 3 pusat desalinasi air laut, sayangnya tak cukup. Pemerintah lalu berencana membangun stasiun yang lebih besar, namun proyek tersebut kandas karena tak memiliki sumber daya yang cukup.

 

Berdasarkan laporan Pemerintah Palestina, jika Gaza mampu memproduksi air bersih, saluran dan tempat penampungan air di Gaza masih dipenuhi kuman penyakit.

 

Tahun lalu, suplai listrik ke Jalur Gaza lebih baik, namun ada masalah yang lebih besar, dimana pabrik pengolahan limbah tidak bekerja secara optimal akibat kurangnya pasokan listrik. Hal ini mengakibatkan setengah dari pantai Gaza tercemar dan tak dapat digunakan akibat limbah yang dibuang ke laut.

 

Komite Rakyat Anti Blokade Israel juga mengatakan bahwa ekonomi Gaza 2019 merupakan yang paling anjlok sejak pertama kali Israel memblokade salah satu wilayah Palestina. Blokade Israel membuat pelaku usaha tidak dapat menjalankan rumah prudoksi akibat terbatasnya pasokan barang mentah dari luar Gaza. Dengan alasan keamanan, Israel yang berkuasa menjaga gerbang penyeberangan berhak membatasi dan mengawasi setiap barang yang masuk.

 

Al-Khudhari menyampaikan bahwa saat ini terdapat 2500 warga Gaza yang berstatus sebagai pengangguran. Sedangkan angka kemiskinan bahkan mencapai 85 persen.

 

(T.RS/S:RtArabic)

leave a reply
Posting terakhir