Aktivis Luncurkan Kampanye untuk Menghentikan Penyiksaan di Penjara Israel

Kampanye ini terjadi menyusul laporan beruntun dari organisasi hak asasi manusia dan para pengacara, yang mengungkapkan bentuk-bentuk penyiksaan mengerikan yang dilakukan terhadap tahanan Palestina dari segala usia.

BY Edited Tue,21 Jan 2020,11:40 AM

Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Seruan online untuk melindungi warga Palestina, khususnya para tahanan, dari penyiksaan Israel, tumbuh pada hari Senin (20/01/2020).

Kampanye ini terjadi menyusul laporan beruntun dari organisasi hak asasi manusia dan para pengacara, yang mengungkapkan bentuk-bentuk penyiksaan mengerikan yang dilakukan terhadap tahanan Palestina dari segala usia.

Melalui twitter, para aktivis menampilkan berbagai foto dan kesaksian atas penyiksaan yang dialami para tahanan Palestina.

Dalam "ciutannya", Robert Inlakesh - seorang jurnalish, penulis dan analis Timur Tengah - menulis, "Komunitas internasional terus mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang mencolok, seperti penyiksaan terhadap tahanan politik, yang dilakukan oleh Israel. Israel menangkap / menahan 500-700 + anak-anak Palestina setiap tahun, beberapa dari mereka berusia di bawah 10 tahun. #StopTorturingPalestinians.

Jurnalis dan aktivis Denny Cormier memposting foto seorang tentara Israel yang menangkap anak-anak Palestina setelah melepaskan pakaian mereka dan menulis, “Malu pada dunia yang masih diam dan belum mengambil tindakan terhadap kekerasan Israel terhadap tahanan Palestina. #StopTorturingPalestinians.

Aktivis lainnya, Abdel Karim men-tweet, “Saat ini ada lebih dari 5000 tahanan Palestina di dalam penjara israeli. Tahanan Palestina adalah FREEDOM FIGHTERS.#StopTorturingPalestinians.”

Sebuah laporan yang baru-baru ini diluncurkan oleh Addameer mengungkapkan bahwa 95% dari mereka yang ditangkap telah mengalami berbagai jenis penyiksaan meskipun kebanyakan dari mereka tidak memiliki hubungan dengan kegiatan militer apa pun.

Addameer menyatakan bahwa negara pendudukan telah berusaha, melalui metodologi terintegrasi, untuk mengejar semua bentuk kegiatan politik dan serikat buruh di seluruh wilayah Palestina.

Pengacara dan keluarga beberapa tahanan Palestina baru-baru ini mengeluhkan meningkatnya penyiksaan selama penangkapan dan interogasi.

Ibu dari Mais Abu Ghoush (22 tahun) menyatakan bahwa dia tidak bisa memeluk putrinya karena rasa sakit yang di seluruh tubuhnya.

Istri dari Waleed Hanatsheh mengatakan kepada QNN bahwa dia bahkan tidak mengenali suaminya sampai dia memanggilnya, karena penyiksaan hebat yang ia alami.

Tahanan anak-anak tahanan tidak terkecuali. Pada 2018, Amnesty International menyerukan "perlakuan buruk yang meluas, sistematis dan melembaga terhadap anak-anak Palestina."

Disebutkan bahwa negara pendudukan adalah satu-satunya negara yang "secara otomatis menuntut anak-anak di pengadilan militer yang tidak memiliki hak dan jaminan dasar yang adil."

Pasukan Israel telah "menyiksa dan memperlakukan tahanan Palestina dengan cara yang tidak baik, termasuk anak-anak, terutama selama penangkapan dan interogasi," dengan metode "memukul dengan tongkat, menampar, mencekik, memborgol berkepanjangan, kurang tidur dan ancaman."

(T.RA/S: QNN)

leave a reply
Posting terakhir