Kemenlu Turki kecam isolasi terhadap Imam Masjid Al-Aqsa

Masa isolasi terhadap Syekh Ikrimah Sabri, Imam dan Khatib masjid Al-Aqsa, diperpanjang menjadi empat bulan. Kemenlu Turki kecam kebijakan bejat Israel tersebut.

BY Edited Sun,26 Jan 2020,11:05 AM

Ankara, SPNA – Kementerian Luar Negari Turki mengutuk isolasi yang dilakukan militer Israel terhadap salah satu imam Masjid Al-Aqsa. Kebijakan tersebut dianggap bukti kezaliman dan kejahatan Israel terhadap Negara Palestina.

Pernyataan tersebut dikutip dari keterangan yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian terkait, Hami Aqshawi, Sabtu (25/01), seperti dirilis media resmi Turki.

“Isolasi terhadap Ikrimah, merupakan bukti terbaru atas kekerasan Israel di Palestina.” Ucap Hami.

Militer Israel, Minggu (19/01), menyerahkan surat perintah  isolasi untuk Syekh Ikrimah Shabri, Imam sekaligus khatib Masjid Al-Aqsa. Ia dituduh memanasi warga untuk melakukan perlawanan terhadap militer Israel.

Ia mengatakan, "Israel terus berusaha melakukan segala cara demi menguasai Masjid Al-Aqsa."

Sejak pertama kali menjadi khatib Masjid Al-Aqsa tahun 1973, atau 47 tahun lalu, ia melihat bahwa Israel terus berusaha menjauhkan umat muslim Palestina dari Al-Aqsa.

Syekh Ikrimah diperintahkan untuk kembali mendatangi pos polisi Israel pada Sabtu (25/01) kemarin, guna mendengarkan keputusan selanjutnya.

Kemarin, Militer Israel telah mendatangi rumahnya untuk menyerahkan keputusan isolasi yang telah ditambah menjadi empat bulan. Syekh Ikrimah sendiri sudah memprediksikan sebelumnya, dirinya yakin bahwa masa isolasi pasti akan diperpanjang, sebagaimana kebiasaan militer zionis.

Seiring meningkatnya eskalasi penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa yang dilakukan warga Yahudi Israel, warga Palestina beramai-ramai kunjungi Masjid Al-Aqsa, untuk melaksanakan shalat berjamaah, khususnya ketika subuh. Aksi tersebut diberi nama “Al-Fajr Al-Adhim (Subuh Luar Biasa)”.

Warga rela keluar rumah pada pertengahan malam bahkan di tengah musim dingin yang sedang memuncak, demi membela alasan di balik konflik Palestina sebenarnya.  Hal yang sama juga berlaku di Masjid Ibrahimiah, Masjid tersuci nomor dua di Palestina setelah Al-Aqsa.

Sama seperti Al-Aqsa, masjid yang terletak di tengah Kota Hebron tersebut juga merupakan salah satu situs Islam yang ingin direbut Israel.

Kampanye shalat subuh berjemaah tersebut merupakan respon terhadap penistaan Yahudi Israel yang terus melakukan kunjungannya ke Masjid Al-Alqsa.

Kunjungan Yahudi ke Masjid Al-Aqsa, semakin padat sejak tahun 2003. Tahun dimana pemerintah Israel mulai membuka gerbang Al-Aqsa bagi warganya setiap hari kecuali Jumat dan Sabtu.

Departemen Wakaf Yerusalem yang bertugas mengurus Masjid Al-Aqsa sudah berulang kali meminta Israel untuk tidak mengizinkan warga Yahudi masuk ke Al-Aqsa. Namun permintaan seperti itu tidak pernah digubris.

(T.HN/S: Qudspress)

leave a reply