Sempat dituduh berkhianat, Kuwait umumkan penolakannya terhadap Deal of The Century

Parlemen Kuwait menepis tuduhan pengkhianatan yang ditujukan untuk pemerintah. Dalam pernyataan resmi, Pemerintah Kuwait disebutkan tetap berjalan di jalur perjuangan membela Bumi Al-Aqsa.

BY Edited Thu,06 Feb 2020,11:58 AM

Kuwait, SPNA -  Sempat dituduh sebagai salah satu pihak yang mendukung Deal of  The Century Amerika Serikat, Kuwait membantah hal tersebut dengan mengeluarkan pernyataan resmi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Parlemen Kuwait, Rabu (05/02/2020), kemarin.

Dalam keputusannya, Parlemen maminta Pamerintah untuk tetap teguh berdiri di pihak yang menentang konspirasi Amerika-Israel terhadap Palestina.

Parlemen Kuwait juga mengajak seluruh negara Arab dan Islam untuk mengambil sikap yang sama demi menggagalkan misi Israel menguasai Masjid Al-Aqsa.

Keputusan Parlemen Kuwait tersebut akan diterjemahkan dalam pertemuan antara Parlemen Negara Arab hari Sabtu nanti (08/02) di ibu kota Yordania.

Dikutip dari Sputniknews akhir bulan lalu, tiga negara yang mengirimkan Duta Besarnya untuk menghadiri pengumuman Deal of The Century di Gedung Putih adalah  Oman, UEA dan Bahrain.

Selasa (28/01) lalu, Presiden Amerika Donald Trump akhirnya mengumumkan isi dari Deal of The Century yang telah lama dibicarakan dalam setahun terakhir. Sebuah format perdamaian yang diklaim dapat menyelesaikan konflik berkepanjagan antara Palestina dan Israel.

Salah satu poin perdamaian tersebut, Palestina harus menyerahkan seluruh wilayah Yerusalem untuk Israel, termasuk di dalamnya Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina tetap akan diberikan akses menuju tempat suci tersebut asalkan tidak berniat untuk menciptakan kerusuhan.

Pemerintah Palestina jauh hari sebelum diumumkan telah menyatakan penolakannya. Amerika dianggap tidak lagi layak untuk menjadi penengah dalam kasus Palestina.

(T.HN/S: Qudspress)

leave a reply
Posting terakhir

Uni Eropa tegaskan penolakannya terhadap Deal of The Century

Menanggapi  pengumuman Deal of The Century Amerika Serikat, Uni Eropa menyatakan hanya akan mendukung penyelesaian yang adil dari konflik Palestina-Israel. Penyelesaian yang adil tersebut yaitu dengan menjamin kemerdekaan bagi Palestina di atas wilayah yang telah digariskan pada tahun 1967.