Ramallah, SPNA - Pasca pengumuman Deal of The Century, Selasa (02/02) pekan lalu, eskalasi ketegangan antara warga Palestina kontra militer Israel meningkat drastis. Akibatnya, dalam sepekan terakhir lima warga Palestina meninggal dan puluhan lainnya luk-luka terkena tembakan militer Israel dalam bentrokan.
Sedangkan di pihak Israel, 23 orang luka-luka, termasuk militer dan warga ilegal Yahudi.
Kelima warga Palestina tersebut adalah Badr Nadhal Nafila (19 tahun), meninggal kemarin (Jumat, 07/02) akibat terkena tembakan militer Israel dalam bentrokan di Qaffin, Tulkarm, Tepi Barat.
Selanjutnya Ahmad Lu-a Badwan (25 tahun), berasal dari kota kecil Azzun, meninggal dalam bentrokan dengan militer Israel, Kamis (06/02). Juga Syadi Al-Banna (45 tahun) dari Haifa meninggal tertembak Yerusalem.
Dua warga lainnya meninggal pada hari Rabu (05/02), keduanya adalah Muhammad Salman Al-Haddad (17 tahun), dan Yazin Munzir Abu Thabikh (19 tahun). Masing-masing meninggal dalam bentrokan di Kota Khalil dan bentrokan lainnya di Jenin.
Selasa (28/01) lalu, Presiden Amerika Donald Trump telah mengumumkan isi dari Deal of The Century yang telah lama dibicarakan dalam setahun terakhir. Ia merupakan sebuah format perdamaian yang diklaim dapat menyelesaikan konflik berkepanjagan antara Palestina dan Israel.
Salah satu poin perdamaian tersebut, Palestina harus menyerahkan seluruh wilayah Yerusalem untuk Israel, termasuk di dalamnya Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina tetap akan diberikan akses menuju tempat suci tersebut asalkan tidak berniat untuk menciptakan kerusuhan.
Pemerintah Palestina jauh hari sebelum diumumkan telah menyatakan penolakannya. Amerika dianggap tidak lagi layak untuk menjadi penengah dalam kasus Palestina.
(T.HN/S: Qudspress)