Arab Saudi Luncurkan E-System untuk Mengembalikan Biaya Umrah

Peluncuran sistem elektronik baru ini memungkinkan jamaah umrah, yang perjalanannya telah dibatalkan, untuk mendapatkan pengembalian uang atas biaya visa mereka, serta biaya layanan lain yang terkait dengan perjalanan mereka.

BY Edited Mon,02 Mar 2020,05:11 PM

Riyadh

Riyadh, SPNA - Arab Saudi, Minggu (01/03/2020) mengumumkan peluncuran sistem elektronik baru yang memungkinkan jamaah umrah, yang perjalanannya telah dibatalkan, untuk mendapatkan pengembalian uang atas biaya visa mereka, serta biaya layanan lain yang terkait dengan perjalanan mereka.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengatakan bahwa langkah itu ditempuh setelah keputusan baru-baru ini oleh pemerintah untuk menangguhkan umroh ke wilayah tersebut guna mencegah penyebaran virus corona.

Pejabat Pers Saudi (SPA) melaporkan bahwa sistem tersebut akan memberi wewenang kepada agen-agen haji di berbagai negara untuk mengajukan permintaan elektronik guna mendapatkan kembali biaya yang dibayarkan oleh jamaah mereka. Kementerian mendesak semua orang yang memiliki klaim pengembalian uang untuk biaya visa dan biaya layanan untuk menghubungi agen Umrah lokal di negara masing-masing.

Pada hari Kamis, pemerintah Saudi untuk sementara menangguhkan masuknya jamaah umrah, dengan tujuan untuk "mencegah masuknya Virus corona ke negara itu." Penghantian juga diberlakukan untuk kunjungan ke Masjid Nabi di Madinah. Tidak jelas apakah ibadah haji, yang dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli, akan berdampak akibat keputusan ini.

Meski Arab Saudi tidak memiliki kasus, namun virus corona tetapi telah menyebar di beberapa negara tetangga.

Kerajaan, tempat di mana terdapat dua situs paling suci Islam di Mekah dan Madinah, menyambut jutaan pengunjung Muslim sepanjang tahun, yang puncaknya terjadi pada pelaksanaan ibadah haji. Negara ini memperkenalkan visa pariwisata baru pada Oktober lalu untuk 49 negara.

Virus corona pertama kali muncul di China pada 12 Desember di kota Wuhan, tetapi Beijing secara resmi mengungkapkannya pada pertengahan Januari. Ini telah menimbulkan peringatan global dengan China melaporkan 2.592 kematian akibat wabah pada ini hari Senin dengan lebih dari 77.000 kasus yang dikonfirmasi.

Di luar daratan CHina, virus corona telah menyebar ke lebih dari 25 negara lain termasuk AS, Inggris, Singapura, Prancis, Rusia, Spanyol, dan India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir