Israel Menguji Prototipe Vaksin COVID-19 pada Tikus di Laboratorium Keamanan

Institut Penelitian Biologi Israel (IIBR), yang terletak di pedesaan Ness Ziona, telah diminta bergabung dalam perang melawan pandemi virus corona. Kerja sama dengan ilmuwan sipil dan perusahaan swasta ini mendorong adanya "kelonggaran" dalam kerahasiaan penanganan pandemi ini.

BY Edited Wed,01 Apr 2020,12:16 PM

Yerusalem

Yerusalem, SPNA - Israel mulai menguji coba prototipe vaksin COVID-19 pada hewan pengerat di laboratorium pertahanan bio-kimia, sebuah sumber mengungkapkan pada hari Selasa (31/03/2020).

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan Institut Penelitian Biologi Israel (IIBR), di pedesaan Ness Ziona, untuk bergabung dalam perang melawan pandemi virus corona pada 1 Februari lalu. Kerja sama dengan ilmuwan sipil dan perusahaan swasta ini mendorong adanya "kelonggaran" dalam kerahasiaan penanganan pandemi ini.

Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri mengatakan bahwa direktur IIBR Shmuel Shapira telah menyampaikan tentang "kemajuan signifikan" dalam rancangan prototipe vaksin dan bahwa institut "saat ini sedang mempersiapkan model untuk memulai uji coba pada hewan."

Sebuah sumber yang dekat dengan kegiatan IIBR mengatakan kepada Reuters bahwa uji coba sudah dilakukan pada tikus. Sumber menolak untuk mengidentifikasi jenis hewan pengerat yang digunakan.

IIBR secara luas dianggap telah bekerja pada proyek senjata biologi dan kimia. Israel tidak membenarkan atau menyangkal hal ini.

Dalam komentar publik -yang jarang dilakukan, kepala petugas inovasi IIBR Eran Zahavy mengatakan pekan lalu bahwa institut telah mengalihkan seluruh fokusnya ke virus corona baru, dengan tiga kelompok berusaha mengembangkan vaksin terhadap penyakit COVID-19, dan yang lainnya meneliti perawatan potensial.

"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk berkolaborasi dan memiliki ide lain dari pihak lain," katanya pada konferensi online berbahasa Inggris pekan lalu yang diselenggarakan oleh Jerusalem Venture Partners.

"Tetapi fasilitas lab sangat ramai, sibuk dan sangat berbahaya sehingga harus sangat lambat dan sangat hati-hati."

Israel telah melaporkan 4.473 kasus COVID-19 dengan 17 kematian. Setelah memperketat pembatasan pada gerakan publik, Netanyahu mempertimbangkan untuk mengunci bagian-bagian negara itu.

Netanyahu dan kepala militer Israel, Letnan Jenderal Aviv Kohavi, telah melakukan isolasi mandiri minggu ini setelah ada kontak dengan seseorang yang terpapar virus corona. Netanyahu diuji negatif untuk virus tersebut pada hari Senin. Hasil tes untuk Kohavi sedang menunggu, kata pihak militer.

Zahavy menggambarkan, menata subjek uji hewan sebagai "tantangan yang sangat besar" karena "penyakit ini tidak mempengaruhi hewan."

“Tidak cukup hanya mendeteksi antibodi penawar pada hewan. Anda benar-benar ingin melihat mereka sakit dan menjadi lebih baik dengan vaksin ini,” katanya.

IIBR memiliki "hewan unik" untuk tes tersebut, katanya, serta "teknologi yang sangat unik untuk mendeteksi hewan - bahkan jika mereka tidak benar-benar sakit - untuk mengikuti mereka dan melihat interaksi mereka dengan penyakit." Dia tidak merinci lebih lanjut.

IIBR juga terlibat dalam pengumpulan plasma dari orang-orang yang telah pulih dari infeksi virus corona baru, yang diharapkan dapat membantu penelitian.

Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett mengatakan IIBR mengambil sampel beberapa kit pengujian COVID-19 yang ditawarkan sebelum negara itu memerintahkannya secara massal.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir