Yerusalem, SPNA - Polisi pendudukan Israel, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Selasa (17/01/2023), melarang duta besar Yordania untuk Tel Aviv, Ghassan Al-Majali, memasuki Masjid Al-Aqsa melalui Gerbang Singa pagi ini, mengklaim bahwa dia tidak mendapatkan izin sebelumnya untuk memasuki masjid.
Tindakan ini mendorong Kementerian Luar Negeri Yordania untuk memanggil duta besar Israel untuk Amman, dan memberitahunya tentang ketidakpuasan Yordania atas hadangan polisi pendudukan Israel terhadap duta besar Yordania untuk an mencegahnya memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha untuk melakukan shalat.
Sekitar 3 jam setelah polisi pendudukan Israel mencegahnya memasuki Al-Aqsha, Ghassan Al-Majali, terlihat melakukan shalat di Al-Aqsha di Yerusalem Timur.
“Ini terjadi setelah Kementerian Luar Negeri Yordania memanggil duta besar Israel untuk Amman, Eitan Surkis, untuk memberi tahu dirinya tentang keberatan kerajaan (Yordania) atas insiden tersebut,” kata media Israel, Kan.
Berdasarkan hukum internasional, Lembaga Wakaf Yerusalem, berafiliasi dengan Kementerian Wakaf, Tempat Suci dan Urusan Islam di Yordania, adalah pengawas resmi kompleks Masjid Al-Aqsha dan wakaf Yerusalem. Yordania dianggap sebagai otoritas lokal terakhir yang mengawasi tempat-tempat suci tersebut sebelum pendudukan Israel atas tanah Palestina di Yerusalem.
Yordania mempertahankan haknya untuk mengawasi urusan agama di Yerusalem di bawah perjanjian damai Wadi Araba, yang ditandatangani dengan Israel pada tahun 1994.
Pada Maret 2013, Raja Yordania, Abdullah II, dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menandatangani perjanjian yang memberikan kerajaan Yordania hak untuk menjaga dan mempertahankan Yerusalem dan tempat-tempat suci di Palestina.
(T.FJ/S: RT Arabic, AA)
