Bantuan Udara Amerika Timpa Penduduk Palestina, Lima Orang Meninggal Dunia di Dekat Kota Gaza

Palestina menegaskan cara terbaik untuk mengirim bantuan adalah dengan membuka pintu penyeberangan darat di mana ribuan bantuan tertahan tidak bisa masuk ke Jalur Gaza dan Amerika Serikat punya kekuatan untuk menekan Israel membukanya. Di saat berlawanan, Amerika juga terlibat dalam pembantaian penduduk Palestina dengan mengirim senjata dan amunisi ke Israel demi memuluskan agenda genosida Jalur Gaza.

BY 4adminEdited Sat,09 Mar 2024,04:32 PM

Gaza, SPNA - Kantor Pusat Informasi Pemerintah Palestina di Jalur Gaza, pada Jumat (08/03/2024), menyatakan bahwa operasi bantuan melalui udara yang diterjunkan secara acak di wilayah Jalur Gaza menimpa penduduk Palestina, sehingga menyebabkan lima orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka.

“Menjatuhkan bantuan seperti ini adalah propaganda nyata dan bukan layanan kemanusiaan. Kami sebelumnya telah memperingatkan bahwa hal ini akan menimbulkan ancaman bagi kehidupan warga di Jalur Gaza. Inilah yang terjadi hari ini ketika paket-paket tersebut jatuh menimpa kepala warga,”

Kantor Pusat Informasi Pemerintah Palestina menyebutkan bahwa Palestina sebelumnya telah memperingatkan bahwa operasi bantuan melalui udara tidak efektif dan bukan cara terbaik untuk mendatangkan bantuan.

“Buka jalur darat dan segera kirim ribuan ton bantuan untuk mencegah kondisi kelaparan yang semakin parah,” kata Kantor Pusat Informasi Pemerintah Palestina.

Pekan lalu, tentara Israel melakukan pembantaian di kawasan Al-Rashid dengan membunuh lebih dari 100 penduduk Palestina yang menunggu konvoi bantuan kemanusiaan.

Perang di Gaza telah memasuki hari ke-154 dalam keadaan yang tragis di utara dan selatan Jalur Gaza. Sejumlah negara, termasuk Mesir, Yordania, dan Amerika Serikat, berupaya menjatuhkan bantuan melalui udara karena otoritas Israel tidak mengizinkan bantuan masuk melalui jalur darat.

Palestina menegaskan cara terbaik untuk mengirim bantuan adalah dengan membuka pintu penyeberangan darat di mana ribuan bantuan tertahan tidak bisa masuk ke Jalur Gaza dan Amerika Serikat punya kekuatan untuk menekan Israel membukanya. Di saat berlawanan, Amerika juga terlibat dalam pembantaian penduduk Palestina dengan mengirim senjata dan amunisi ke Israel demi memuluskan agenda genosida Jalur Gaza.

Beberapa hari lalu, The Washington Post, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat telah menyetujui lebih dari 100 perjanjian penjualan senjata ke Israel dan menyerahkannya sejak awal perang dahsyat di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.

Penjualan tersebut mencakup ribuan amunisi berpresisi, rudal penghancur bunker, dan bantuan militer mematikan lainnya. The Washington Post menunjukkan bahwa hanya dua penjualan militer ke Israel yang diumumkan sejak awal perang pada tanggal 7 Oktober. Amerika Serikat mengirim miliyaran dolar ke militer Israel, di saat yang sama hanya mengirim bantuan kecil untuk Palestina agar bisa bertahan dalam genosida dan sebagai alat propaganda kemanusiaan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Sabtu (09/03), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 30.960 orang dan 72.524 lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: Palinfo, RT Arabic, Aljazeera)

leave a reply
Posting terakhir