Warga Gaza gelar ”Festival Karpet Merah”

BY Ihsan ZainuddinEdited Thu,18 May 2017,08:23 AM

Warga Gaza gelar ”Festival Karpet Merah”

Gaza, SPNA -  Warga Gaza tidak memiliki banyak tempat untuk pagelaran budaya – tak ada tempat yang layak di wilayah tersebut – tapi beberapa waktu lalu (12/05/2017), pelabuhan gaza telah berubah menjadi tempat pemutaran film.

”Festival Karpet Merah” menampilkan berbagai film yang berfokus pada isu hak asasi manusia yang melanda masyarakat Palestina; yang sebagian dari mereka menganggur, memiliki kesempatan langka untuk mewujudkan mimpi mereka, atau paling tidak menikmati sedikit hiburan.

Sesuai dengan namanya, festival ini dilaksanakan dengan membentangkan karpet merah sepanjang 100 m. Namun tak ada selebriti – ini dikhususkan bagi warga Gaza asli yang hadir untuk menikmati berbagai sajian film.

“Anak-anak dan warga miskin berjalan di atas karpet,” ungkap Saad al-Saworki, salah satu penyelenggara kegiatan tersebut. Mereka jauh lebih penting dari pada karpet tersebut.

Festival ini -yang telah dilaksanakan untuk ketiga kalinya- diselenggarakan bertepatan dengan Festival Film Cannes, dan bertujuan untuk menunjukkan bahwa ada alternatif “catwalk dan glamor” yang menyemai festiVal film tahunan yang di gelar di Penacis tersebut.

Kegiatan ini pertama kali digelar oleh seorang sutradara Palestina, Khalil al-Muzain, pada tahun 2015, di tengah reruntuhan rumah yang hancur akibat perang pada tahun 2014 antara Israel dan Gaza.

Tahun ini, untuk pertama kalinya, semua judul film akan diputar secara bersamaan di tiga kota, yaitu Ramallah, Tepi Barat dan Haifa.

Sekitar 40 film, baik dari sutradara Palestina maupun asing, akan diputar selama lima hari.

Film “Ghost Hunting” yang disutradarai oleh Raed Andoni, menjadi film pertama yang diputar dalam festival kali ini. Film yang menerima pengharagan sebagai Film Dokumenter Terbaik dalam Berlin International Film Festival di awal tahun ini.

Film ini menggambarkan teknik interogasi dan skrining yang dilakukan terhadap ratusan tahanan Palestina di penjara Israel ketika melakukan mogok makan selama hampir sebulan. Digambarkan, pelaku mogok makan tersebut adalah Marwan Barghouti, salah satu pemimpin Fatah di Tepi Barat yang menjalani hukuman penjara atas dakwaan menjadi perencana pembunuhan terhadap warga Israel dalam operasi Intifadah II.

Festival ini sekaligus menandari 100 tahun Deklarasi Balfour, sebuah surat  yang berisi tentang komitmen pemerintah Inggris untuk mendirikan negara  Yahudi.

Juru bicara pihak penyelenggara, Saad Abu Ramadan mengatakan bahwa karpet merah dengan panjang 100 meter tesebut sebagai penanda peringatan deklarasi itu, dimana beberapa penggalan perjanjian sengaja dicantumkan di atasnya.

Warga Palestina sangat benci deklarasi itu. Mereka mengatakan bahwa deklarasi tersebut telah memaksa warga Palestina menyerahkan kemerdekaannya. Sementara Israel menganggapnya sebagai  pengakuan atas terbentuknya negara Yahudi.

Seorang aktivis, Asad al-Saftawi  (25), mengatakan bahwa festival tersebut telah mengubah pandangan warga Gaza mengenai dunia luar.

 

SPNA Gaza City

Sumber:  Time of Israel, Penerjemah: Ratna

leave a reply