Virginia, SPNA - Presiden AS Donald Trump, Selasa (21/-08/2018), mengatakan bahwa Israel akan membayar "mahal" setiap pembicaraan damai dengan memperoleh imbalan relokasi kedutaan AS ke Yerusalem pada bulan Mei lalu.
Berbicara di sebuah unjuk rasa di negara bagian West Virginia AS, Trump menyebut pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem merupakan keputusan yang “sangat besar”. Dia mengatakan bahwa sebagai balasannya, orang Palestina akan “mendapatkan sesuatu yang sangat baik...," tanpa mengemukakan “sesuatu yang sangat baik” seperti apa yang mungkin diperlukan untuk Palestina.
Presiden Trump juga mengatakan bahwa AS telah "merebut Yerusalem dari meja perundingan." Dia menambahkan, "jika ada perdamaian dengan Palestina, maka ini adalah hal yang baik untuk dilakukan. Dalam negosiasi sebelumnya, mereka tidak pernah berhasil menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota. Jadi saya berkata 'mari kita lepaskan dari meja perindingan',” the Times of Israel melaporkan.
Menanggapi komentar Trump, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menekankan bahwa tidak ada perubahan dalam kebijakan AS terhadap Israel. AS telah lama menjadi sekutu utama Israel dan terus menyumbang sejumlah besar bantuan militer kepada negara tersebut.
Kunjungan ke Israel saat ini dimaksudkan untuk membahas masalah-masalah regional dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Arutz Sheva melaporkan.
Yerusalem, yang diklaim oleh Israel dan Palestina sebagai ibu kota mereka, ditentukan sebagai masalah "status terakhir" dalam Persetujuan Oslo awal 1990-an, putaran terakhir pembicaraan damai untuk menghasilkan hasil apa pun. Di bawah Resolusi PBB 181, yang sering disebut sebagai Rencana Pemisahan 1947, Yerusalem dinyatakan sebagai separatum korpus yang akan didemiliterisasi, netral dan diperintah oleh pemerintahan PBB. Dalam memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan secara sepihak mengakuinya sebagai ibu kota Israel, Trump mengabaikan kerangka hukum internasional ini dan dituduh merusak proses perdamaian apa pun yang mungkin tetap ada.
Bukanlah hal yang asing bagi Trump dalam membuat pernyataan kontroversial tentang topik Israel-Palestina. Ia pun telah mendorong inisiatif perdamaiannya sendiri yang dijuluki "kesepakatan abad ini". Belum jelas apa detail kesepakatan tersebut, tetapi diperkirakan bahwa setiap kesepakatan yang diusulkan akan menguntungkan bagi Israel.
(T.RA/S: MEMO)
