Pasca tertembak, seorang remaja Palestina dicegah bertemu orang tuanya

Remaja berinisial N.R.tersebut ditembak oleh tentara Israel pada 23 Juli setelah melewati celah di Tembok Pemisah di dekat Jayyous di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

BY Rara Atto Edited Thu,21 Sep 2017,04:54 PM
Pasca tertembak, seorang remaja Palestina dicegah bertemu orang tuanya

Middle East Monitor - Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Pasukan Israel menembak dan melukai seorang remaja Palestina "dari jarak dekat dalam sebuah penyergapan.” Terungkap bahwa setelah penangkpan tersebut, Israel melarang orang tuanya untuk mendampingi, bahkan sekedar duduk di sampingnya, saat ia berada di rumah sakit.

Remaja berinisial N.R.tersebut ditembak oleh tentara Israel pada 23 Juli setelah melewati celah di Tembok Pemisah di dekat Jayyous di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Tembok Pemisah telah dikecam secara luas sebagai bentuk pemilikan lahan secara ilegal. Pada tahun 2004, Pengadilan Internasional di Den Haag.mengutuk upaya tersebut.

Setelah dibawa ke rumah sakit, selama delapan hari, Israel mengikat N.R  di tempat tidur dan mencegahnya untuk didampingi oleh orang tuanya.

LSM B'Tselem mengeluarkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa remaja tersebut dirawat di rumah sakit selama satu bulan dan menjalani tiga operasi. Selain itu, orang tua N.R tidak bisa hadir saat putra mereka diinterogasi dan penahanannya diperpanjang.

Apa yang dilakukan oleh Israel, menurut B’Tselem, “sangat jauh dari kebiasaan, baik dari sisi kebijakan maupun norma yang ada.”

Penembakan dan penangkapan N.R. terjadi saat remaja 13 tahun tersebut, bersama rekan seusianya, menyeberang melalui sebuah di Tembok Pemisah. Mereka disergap oleh tentara yang telah menunggu di sisi lain tembok tersebut. N.R. pun ditembak dan terluka di kedua kakinya.

Ayahnya, ketika tiba di tempat kejadian, dicegah untuk mendekati putranya. "Saya melihatnya terbaring di tanah, sementara tentara mengelilinginya," tuturnya. "Saya mencoba untuk mendekat, namun tentara tidak mengizinkan saya." Bahkan, seorang tentara memperingatkan sang ayah "bahwa dia akan menembak jika saya mendekat".

N.R, oleh pasukan Israel, kemudian dibawa ke rumah sakit. Pihak Israel memberi izin kepada sang ibu untuk mengunjunginya, namun tidak dengan sang ayah. Faktor ‘keamanan’ menjadi alasan klise untuk mencegah sang ayah mendampingi N.R. Pasca operasi, sang ibu pun dicegah untuk tinggal di sisi putranya tersebut.

"Mereka mendatangi saya dan memerintahkan saya untuk meninggalkan ruangan," tutur sang ibu pada B'Tselem.

Mengomentari kasus ini secara keseluruhan, B'Tselem menyatakan bahwa perilaku pasukan Israel "adalah bagian dari kebijakan dan tindakan yang dianggap dapat diterima dan masuk akal".

(T.RA/S: Middle East Monitor)

leave a reply