5 Fakta inspiratif dari Razan An Najjar

“Ia seorang perawat sipil yang bekerja sebagai relawan. Tujuannya hanya satu, menyelamatkan banyak korban,” ungkap Sabreen, ibunda Razan Al Najjar kepada Tim Suara Palestina News Agency saat berkesempatan berta’ziah di kediamannya di Khan Yunis, Rabu (06/06/2018).

BY 4adminEdited Fri,08 Jun 2018,02:11 PM

SPNA - Gaza

Gaza, SPNA - “Ia seorang  perawat  sipil  yang  bekerja sebagai relawan. Tujuannya hanya satu, menyelamatkan banyak korban,” ungkap Sabreen, ibunda Razan Al Najjar kepada Tim Suara Palestina News Agency saat berkesempatan berta’ziah di kediamannya di Khan Yunis, Rabu (06/06/2018).

Razan Al Najjar (21), seorang perawat muda Palestina, telah berhasil menyedot perhatian dunia dalam sepekan terakhir, setelah berita kematiannya pada Jumat (01/06/2018) lalu dimuat di berbagai media. Ia, yang bekerja sebagai sukarelawan medis, telah menjalankan tugasnya dalam 10 pekan terakhir di perbatasan Gaza, mengobati para korban yang terluka dalam aksi “Great March Return.”

“Ia bertugas sejak 30 Maret hingga syahid  pada tanggal 1 Juni,” ungkap Sabreen. “Setiap hari, ia bekerja sejak pukul tujuh pagi hingga sembilan malam,” tuturnya dan “Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.”

Di mata Sabreen, Razan adalah putri yang sangat berani dan lincah dalam menjalankan tugasnya. Bahkan terkadang, “Ia lebih cepat bergerak dari laki-laki,” terangnya.

Kepda SPNA, Sabreen mengisahkan bagaimana ia pernah mengungkapkan kekhawatirannya sebagai seorang ibu. Namun, Razan yang terlanjur tumbuh sebagai sosok yang bernani justru berkata “Ibu, saya harus menjalankan amah ini. Ini adalah tugas kemanusiaan dan kita adalah ‘malaikat-malaikat rahma’.”

Sehari setelah kematiannya, ribuannya orang hadir mengantarkan Razan ke peristirahatan terakhirnya. Ia pergi dengan ‘meninggalkan’ beberapa fakta yang perlu diketahui tentang ia dan kondisi Jalur Gaza.

  1. Razan al-Najjar menghabiskan 13 jam sehari, membantu mengobati warga sipil yang terluka di perbatasan Jalur Gaza- Israel, timur Khan Yunis. "Tugas saya adalah memberikan pertolongan pertama kepada yang terluka sampai mereka tiba di rumah sakit," katanya sektika melalui seorang penerjemah. Razan mengatakan, ia membantu mengobati 70 orang yang terluka dalam sehari yang kebanyakan menderita luka akibat peluru karet.
  2. 'Menjadi tenaga medis bukan saja tugas pria, namun juga wanita.' “Kami memiliki satu tujuan - menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi korban. Dan untuk mengirim pesan kepada dunia: Tanpa senjata, kita (tetap) bisa melakukan apa saja,” tutur seorang saksi mengutip ucapan Razan al-Najjar saat berusaha membantu seorang pengunjuk rasa yang terluka di dekat pagar perbatasan akibat tertembak tentara Israel.
  3. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berkata akan menyelidiki pembunuhan Razan, namun mengklaim bahwa Hamas 'secara sengaja & metodis menempatkan warga sipil dalam bahaya' Yahoo News melaporkan. Para saksi mengatakan bahwa pada hari Jumat (01/06/2018), Razan ditembak “ketika sedang membantu mengobati dan mengevakuasi demonstran yang terluka di sebelah timur Khan Younis di Gaza. Saat itu ia mengenakan pakaian yang dengan jelas mengidentifikasi dirinya sebagai tenaga medis.”
  4.  Ribuan orang, termasuk keluarga, rekan medis dan sahabatnya berduka atas kepergian Razan.
  5. “Para relawan medis menangis karena kehilangan rekan mereka, Razan al-Najjar, dibunuh hari ini di Jalur Gaza oleh Penembak Jitu Israel. Razan bertugas untuk menyediakan layanan medis bagi para demonstran yang terluka, sebelum akhirnya dibunuh di timur kota Khan Younis,” sebuah video ini diposting ke Twitter mengungkapkan.
  6. Pembunuhan Razan terjadi setelah Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menolak Resolusi Keamanan PBB untuk Melindungi Warga Palestina. Haley menuding resolusi itu mengabaikan adanya 'provokasi dan hasutan' yang dilakukan Hamas, yang telah menyebabkan timbulnya protes tersebut. (RA/SPNA)

leave a reply
Posting terakhir