Jumat ketiga ‘Great March of Return’, satu gugur dan lebih dari 700 orang terluka

Gaza, SPNA - Satu warga Palestina gugur, dan lebih dari 700 orang terluka pada Jumat ketiga demonstrasi berskala besar di Jalur Gaza, ketika mereka diserang oleh pasukan Israel di perbatasan.

BY 4adminEdited Sat,14 Apr 2018,11:14 AM

Gaza, SPNA - Satu warga Palestina gugur, dan lebih dari 700 orang terluka pada Jumat ketiga demonstrasi berskala besar di Jalur Gaza, ketika mereka diserang oleh pasukan Israel di perbatasan.

Ribuan warga Gaza mengambil bagian dalam protes ‘Great March of Return’, di mana hampir 1,3 juta dari dua juta penduduk wilayah kecil itu adalah pengungsi. Mereka menuntut hak untuk kembali ke rumah yang telah mereka miliki sebelum tahun 1948.

Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa lebih dari 701 warga Palestina terluka pada pukul 6 sore, terutama akibat gas air mata dan peluru tajam. Koresponden MEE di lapangan mengatakan, setidaknya satu demonstran di timur Kota Gaza.berada dalam kondisi kritis setelah tertembak di kepala.

Protes yang direncanakan selama enam pekan, yang dimulai pada 30 Maret di Hari Tanah Palestina, akan berakhir pada 15 Mei – bertepatan dengan peringatan tahun ke-70 hari Nakbah Palestina (Bencana), di mana lebih dari 700.000 orang Palestina dipaksa mengungsi oleh pasukan Israel pada tahun 1948 dalam Perang Arab-Israel.

Secara total, 33 orang Palestina telah gugur dan ribuan orang terluka oleh pasukan Israel sejak "Great March of Return" dimulai pada 30 Maret. Sementara para demonstran berkumpul di tenda-tenda di sepanjang perbatasan setiap hari sejak protes dimulai, dan jumlah yang lebih banyak terdapat pada Jumat.

Departemen Kesehatan Gaza melaporkan, pada hari Jumat sekitar pukul 14:30 waktu setempat seorang Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di daerah Khuzaa di Jalur Gaza selatan, namun lembaga tersebut kemudian menarik kembali pernyataan tersebut dan mengklarifikasi bahwa pria yang dimaksud berada dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala.

Setidaknya tiga orang Palestina lainnya dilaporkan ditembak di kepala dan dalam kondisi kritis - satu di timur Kota Gaza, dan dua timur Rafah.

Adalah Mohammed al-Hajjar, seorang fotografer Palestina yang bekerja dengan Middle East Eye di Gaza, terluka ringan di lengannya setelah diserang peluru. Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa wartawan lain, Ahmad Abu Hussein, ditembak di perut saat meliput di wilayah timur kota Jabaliya di Jalur Gaza utara dan ia dalam kondisi kritis.

Seorang koresponden MEE di daerah Karni timur Gaza mengatakan, tampaknya pasukan Israel sengaja menargetkan kendaraan pers dan TV yang terletak 700 meter dari pagar pemisah yang dibangun Israel, dengan menggunakan sejumlah besar gas air mata, sementara peringatan pada pengeras suara terus diteriakkan bahwa siapa pun yang mendekati pagar akan ditembak.

Di wilayah Khan Younis, Kementerian Kesehatan mengatakan tenda medis menjadi sasaran pasukan Israel, yang menyebabkan 10 petugas medis mengalami sesak napas setelah penghirupan gas air mata yang berlebihan. Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina menegaskan bahwa pasukan Israel menembak lutut salah satu petugas medisnya di dekat Rafah.

Tentara Israel menuduh ada upaya untuk merusak dan melanggar pagar yang memisahkan Gaza dari Israel, dengan meledakan bom dan melemparkan "alat peledak". Warga Palestina juga berusaha untuk menarik kawat berduri yang dibentuk oleh pasukan Israel untuk menjauhkan mereka dari pagar, kata seorang wartawan AFP.

Militer mengatakan, tentara menanggapi "dengan sarana penyebaran kerusuhan dan menembak sesuai dengan aturan."

Sebelumnya pada Kamis malam, pasukan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina di dekat perbatasan Gaza, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Kementerian tersebut mengatakan Abdullah al-Shahari (28), telah ditembak di dada saat berada di timur Khan Younis.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada Middle East Eye pada Jumat pagi (13/04/2018) bahwa mereka akan menyelidiki apakah tentara telah melakukan operasi di dekat Khan Younis pada Kamis malam, dan mengatakan bahwa tentara "tidak dapat berkomentar mengenai apa yang terjadi di Gaza".

Seorang pejuang Hamas, yang diidentifikasi sebagai Mohammed Hijaila, gugur oleh serangan Israel di Jalur Gaza pada hari Kamis, kata kementerian kesehatan. Israel mengatakan serangan udara tersebut sebagai tanggapan terhadap tembakan yang ditujukan pada pesawat perang Israel, yang menyebabkan ledakan bom di pagar Israel pada hari Rabu.

Departemen Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa rumah sakit dan tenaga medis sangat waspada pada Jumat pagi untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah korban.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah menyuarakan keprihatinan tentang kapasitas Gaza untuk menangani ribuan orang yang terluka dalam beberapa minggu terakhir.

"Sektor kesehatan Gaza telah berjuang untuk mengatasi jumlah korban yang terus meningkat, akibat blokade yang berlangsung bertahun-tahun, perpecahan internal dan krisis energi kronis, menyebabkan layanan penting di Gaza hampir tidak bisa berfungsi," kata badan PBB dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

OCHA melaporkan 2.870 orang Palestina terluka antara 30 Maret dan 11 April.

"Jumlah besar korban adalah demonstran yang tidak bersenjata, sebagain besar dari mereka adalah korban yang terkena amunisi, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan," katanya.

Pasukan militer Israel telah ditempatkan di sepanjang pagar yang memisahkan Gaza dari Israel selama dua pekan terakhir. Mereka menggunakan gas air mata, menembakkan peluru tajam, penembakan tank, dan melakukan serangan udara.

Demonstran Palestina telah membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan Israel. Tidak ada laporan menegnai korban jiwa dari pihak Israel.

(T.RA/S: MEE)

leave a reply
Posting terakhir