Ottawa, SPNA - Kanada memberikan bantuan senilai $50 juta kepada Badan PBB untuk pengungsi Palesyina – pasca Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan bantuan pendanaan terhadap lembaga, yang oleh AS, disebut sebagai lembaga yang “cacat tak terselamatkan”.
Dana bantuan baru Kanada yang diumumkan pada hari Jumat (12/10/2018) itu akan dialokasikan selama dua tahun untuk membantu Badan PBB untuk pekerjaan dan Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam sektor pendidikan dan kesehatan.
Pemerintahan Trump pada bulan Agustus telah memutuskan untuk menghentikan bantuan senilai 300 juta Dolar AS, mengakhiri status AS sebagai menyumbang dana tersebart untuk sebuah organitasi yang mencoba membantu lebih dari lima juta pengungsi Palestina.
Israel telah menuduh lembaga tersebut terlah menimpang, memicu konflik dengan Palestina dan mempromosikan kebencian terhadap Israel.
Kementerian luar negeri Kanada mengatakan bahwa dana baru ini akan membantu wilayah itu menjadi stabil dengan membantu warga Palestina mengatasi kemisknan, pengangguran dan krisis pangan.
Kementerian juga mengatakan bahwa dana itu akan membantu UNRWA dengan “upaya berkelanjutan untuk meningkatkan netralitas dalam lembaga dan operasinya.”
“Bantuan ini menunjukkan bagaimana Kanada dan UNRWA bekerja bersama untuk menjamin penghormatan terhadap prinsip kemanusiaan, netralitas, kemandirian operasional dan ketidakberpihakan,” ungkap sebuah pernyataan dari Global Affairs Canada.
Jumlah lainnya, yaitu 10 juta Dolar, digunakan untuk membantu 460,000 pengungsi Palestina di Suriah dan Lebanon.
Dana bantuan baru ini datang setelah dua pekan Uni Eropa menjanjikan tambahan dana bagi UNRWA senilai 46 juat Dolar AS yang akan dialokasikan untuk kesehatan dan layanan pendidikan.
Menteri Pembangunan Internasional Marie-Claude Bibeau mengatakan bahwa kontribusi Kanada kali ini akan meningkatkan kehidupan dan “perlindungan martabat kemanusiaan” terhadap jutaan pengungsi Palestina.
“Dana baru untuk UNRWA ini sangat diperlukan, dan hal itu akan membawa beberapa kemungkinan bagi lembaga karena kebutuhan di lapangan meningkat,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (12/10/2018).
Di sisi lain, Israel telah memuji AS atas keputusannya untuk menghentikan pendanaan untuk UNRWA, di mana pemerintahan Trump menyebutnya sebagai lembaga “cacat tak terselamatkan” saat mengumumkan keputusan tersebut pada bulan Agustus lalu.
Jared Kushner, menantu Presiden Trump dan penasihan pemerintah untuk urusan Timur Tengah, mengatakan dalam sebuah email yang dipublikasikan oleh majalah Foreign Policy bahwa lembaga itu “melanggengkan status quo, yang korup, tidak efisien dan tidak mengantarkan pada perdamaian.”
Bulan lalu, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dalam Sidang Umum PBB bahwa lembaga tersebut melakukan pekerjaan yang sangat penting untuk kesejahteraan rakyatnya, namun AS ingin “menghapusnya sama sekali.”
(T.RA/S: Vancouver Sun)
