Tak senang dengan bantuan Qatar ke Gaza, Lieberman kritik PM Israel

Tel Aviv, SPNA - Avigdor Lieberman menuntut pemerintah Israel agar menghentikan bantuan kemanusiaan Qatar....

BY 4adminEdited Mon,21 Jan 2019,10:27 AM

Tel Aviv, SPNA - Avigdor Lieberman menuntut pemerintah Israel agar menghentikan bantuan kemanusiaan Qatar ke Jalur Gaza.

Lieberman dalam staus facebooknya, Minggu (20/01/2018) menulis: ‘’Perdana Menteri Benyamin Netanyahu melakukan kunjungan resmi ke Chad, namun apa ganti kunjungan tersebut? Gantinya adalah delegasi Qatar membawa koper berisi 15 juta Dolar untuk Hamas di Gaza, ‘’ seperti dilansir Ramallah News.

“Bantuan Qatar ke Gaza memang datang terlambat, namun bisa dipastikan bahwa dana tersebut akan sampai ke tangan kelompok teroris (Hamas), ‘’ tudingnya.

Mantan Menteri Pertahanan Israel tersebut juga mengajak pemerintah berkuasa agar menghentikan pasokan listrik dan alokasi dana Qatar ke Gaza.

Bantuan Qatar ke Gaza merupakan bagian dari kesepakatan antara Hamas dan Israel dalam gencatan senjata yang mengakhiri perang 40 jam November 2018 lalu yang membuat Lieberman mundur dari jabatannya.

Jum’at lalu, Pemerintah Israel dilaporkan kembali menyetujui suplai bantuan Qatar ke Jalur Gaza setelah ditahan selama lebih dari dua minggu sebagai balasan atas serangan roket dari Gaza ke wilayah selatan yang diduduki Israel.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 12 tahun.

Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat 3 perang besar tahun 2008, 2012 serta 2014 dan perang 48 jam November 2019 lalu. Akibatnya seluruh sektor kehidupan Gaza lumpuh total.

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Sekjen PBB, Antonio Guterres bahkan telah menegaskan bahwa Gaza yang memiliki populasi 2 Juta jiwa tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Hal ini membuat warga Gaza terpaksa menggelar aski masal “Great March of Return” demi menuntut pemerintah Israel agar memulangkan pengungsi Palestina ke tanah air serta menghapus blokade terhadap Gaza. Aksi yang dimulai 30 Maret 2019 tersebut masih terus berlanjut hingga saat ini.

Sebanyak 200 demonstran dilaporkan merenggang nyawa di tangan pasukan IDF dimana sebagian korban jiwa merupakan jurnalis dan paramedis.

(T.RS/S:RamallahNews)

leave a reply