Israel menyetujui rencana untuk kembali menduduki Gaza

Para pejabat senior militer Israel mengatakan, "Hamas mungkin akan membakar wilayah itu dan melakukan konfrontasi besar jika pemahaman gencatan senjata gagal."

BY 4adminEdited Tue,19 Mar 2019,11:57 AM

MEMO - Gaza

Gaza, SPNA - Tentara pendudukan Israel mengusulkan rencana untuk menduduki kembali Jalur Gaza yang terkepung selama dalam serangan mendatang, Al-Khaleej Online melaporkan, Minggu (17/03/2019).

Rencana itu disetujui setelah 14 tahun pelepasan sepihak Israel dari daerah kantong tersebut.

Situs web berita Wallah, yang dekat dengan intelijen Israel, mengatakan rencana itu disiapkan ketika Gadi Eisenkot menjadi kepala staf, sementara pendahulunya Aviv Kofach menyetujuinya.

Situs web berita tersebut melaporkan bahwa para pejabat senior militer Israel mengatakan, "Hamas mungkin akan membakar wilayah itu dan melakukan konfrontasi besar jika pemahaman gencatan senjata gagal."

Jalur Gaza telah menderita di bawah pengepungan Israel yang telah berlangsung lebih dari 12 tahun. Barang-barang, makanan, bantuan, bahan-bahan bangunan dan kebutuhan pokok lainnya belum diizinkan masuk ke Jalur Gaza dan masyarakatnya dibiarkan tidak dapat pergi bahkan untuk mengakses perawatan medis.

Federasi Umum Serikat Buruh Palestina melaporkan tahun lalu bahwa akibat dari pengepungan itu, pengangguran di daerah kantong itu meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2007 yang mencapai 27,2 persen.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh PBB bulan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa Jalur akan "lumpuh" lebih cepat dari yang diperkirakan, sehingga perkiraan pada tahun 2020 Gaza akan menjadi wilayah "tak layak huni", mungkin akan terwujud.

Jalur Gaza telah menerima serangan Israel dalam tiga perang besar; Perang 2008, 2012 dan 2014. Ini mengubah wilayah kantong pantai tersebut menjadi tumpukan puing-puing.

Dalam perang terakhirnya, 2.251 orang terbunuh dan lebih dari 11.000 orang terluka. Selama "Operation Protective Edge" setidaknya 20.000 bangunan hancur dalam pemboman Israel, baik menjadi puing-puing atau dianggap tidak layak huni, termasuk masjid, gereja, rumah sakit dan sekolah.

Pada bulan Februari menteri perumahan Palestina mengungkapkan bahwa sepuluh persen rumah yang hancur selama pemboman Israel masih belum dibangun kembali.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply