Tel Aviv, SPNA - Sebuah jejak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Akademi Reformasi Struktural di Tel Aviv menunjukkan setengah dari jumlah warga Israel memilih negaranya untuk menggentikan blokade terhadap Jalur Gaza. Mareka beralasan bahwa blokade tersebut justru akan akan menambah ekalasi ‘ekstremisme’ pejuang Gaza.
Akademi tersebut melakukan penelitiannya dengan mewawancarai 608 warga Israel, baik dari golongan Arab atau Yahudi.
Mereka disodorkan pertanyaan seputar pandangan mereka terhadap sutuasi Gaza saat ini, ekonomi, dan persentase keberhasilan Israel dalam menenangkan pejuang Gaza.
65 persen dari peserta menyebutkan bahwa Hamas adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap kondisi yang berlaku di Gaza saat ini. Tujuh persen lainnya melemparkan celaan terhadap otoritas pemerintahan Palestina di Tepi Barat.
Hanya 4 persen saja yang menyebutkan Israel sebagai dalang dari permasalahan.
Hasil jejak pendapat tersebut juga menyebutkan bahwa 51 persen dari voter meminta pemerintah Israel untuk memperhatikan sisi ekonomi dan kemanusiaan di Gaza.
Namun mereka ragu ketika menjawab solusi apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Kebanyakan mereka berpendapat bahwa hal tersebut dapat direalisasikan melalui campur tangan pihak non-pemerintahan atau internasional, bukan Israel sendiri.
Kesimpulan lainnya dari penelitian tersebut, 60 persen dari warga Israel mengutarakan bahwa kemiskinan, pengangguran dan krisi ekonomi merupakan alasan utama yang mendorang warga Gaza untuk melakukan protes.
Blokade Israel telah membuat Gaza kehilangan koneksinya dengan dunia luar. Sejak tahun 2006 Israel mengontrol semua perbatasan dan jalur keluar dari Gaza. Mereka juga membatasi jenis barang dang warga yang berhak untuk keluar masuk dari Gaza.
(T.HN/S: i24news)