Penggalan kisah perempuan tangguh asal Gaza (Bag. 1)

BY Rara Atto Edited Thu,09 Mar 2017,03:50 PM

Penggalan kisah perempuan tangguh asal Gaza (Bag. 1)

Perempuan Gaza bermetamorfosis menjadi tulang punggung keluarga, mendobrak tradisi demi memenuhi kebutuhan hidup.

Jalur Gaza – SPNA – Mencapai angka 42 %, menjadikan Gaza sebagai salah satu wilayah dengan angka pengangguran tertinggi di dunia. Sementara persentase perempuan dalam angkatan kerja mencapai 15 %, sangat jauh dibanding laki-laki yang mencapai 71%, sehingga tidak sedikit dari para perempuan Gaza yang coba menutupi kesenjangan ini.

Saat ini, lebih banyak perempuan Gaza yang mendobrak tradisi dan bekerja pada bidang pekerjaan –yang secara tradisional- disediakan untuk para lelaki, yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Berikut kutipan Al-Jazeera yang berhasil mewawancarai tiga orang perempuan Gaza, tentang pekerjaan yang telah merubah hidup mereka.

 

Salwa Srour, supir bus wanita pertama di Gaza

Anak pertamanya memanggilnya “Paman Salwa”.

“Di benak anak-anak, hanya para lelakilah yang boleh mengendarai mobil,” ungkap Salwa Srour kepada Al-Jazeera. “Saya mendobrak tradisi ini, dan menjadi wanita pertama di Gaza yang berprofesi sebagai supir bus.”

Pada pukul 6:30 setiap pagi, bersama minibus Volkswagen keluaran 1989 miliknya, Salwa mengitari kota Gaza guna mengangkut murid-murid TK sebuah sekolah yang didirikan pada tahun 2005 oleh saudara perempuannya, Sajda.

Awalnya, mereka menyewa supir bus laki-laki, namun Salwa memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan tersebut setelah mendengar keluhan dari para orang tua tentang supir itu yang tidak sabar menghadapi anak-anak dan sering kali terlambat.

“Kami selalu menelponnya, tapi selalu saja ada alasan, “Saya sedang dalam perjalanan,” tapi anak-anak masih saja menunggu dan bus tak kunjung datang,” jelas Salwa.

Para orang tua murid pun mulai menelpon dan menanyakan mengapa anaknya belum pulang, akhirnya Salwa memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu dan mengantarkan anak-anak kembali ke rumah mereka.

Salwa telah menjalani pekerjaan ini selama lima tahun. Kelas dimulai sejak anak-anak memasuki bus dan mereka mulai diajarkan kata-kata baru dalam bahasa Inggris. Saat melangkah ke dalam bus, anak-anak akan menyapanya “Selamat pagi” kemudian mengeluarkan uang satu Shekel dari kantung mereka.

"Zain, go back," sembari menunjuk ke jok belakang bus, Salwa berkata dalam bahasa Inggris kepada seorang anak berusia empat tahun.

"Go back! Go back!" secara serentak anak-anak mengulangi kalimat tersebut. Mereka semua akan berperan sebagai Zain dan membentuk barisan menuju kursi belakang.

Salwa telah tertarik untuk mengemudi sejak duduk di bangku SMA, sambil tertawa ia mengenang ketika secara sembunyi-sembunyi, ia menyelinap dan mengemudikan mobil milik neneknya, kemudian berkeliling mengitari kota Gaza. Saat itu usianya masih 16 tahun.

Setelah tamat SMA, ia ingin segera memiliki SIM, ketika beberapa perempuan melakukan hal yang sama.

“Sebagian orang menganggap aneh ketika melihat perempuan menjadi supir, tapi ketika mendengar ceritaku, mereka mulai memberikan dukungan,” ungkap Salwa.

 

SPNA Gaza City

Penulis : Mersiha Gadzo.     Penerjemah: Ratna

 

leave a reply