Lieberman: Relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem ‘tidak gratis’

Yerusalem, SPNA - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan, pada hari Sabtu (05/05/2018), bahwa relokasi Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem  "tidak gratis," ...

BY 4adminEdited Mon,07 May 2018,10:33 AM

Yerusalem, SPNA - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan, pada hari Sabtu (05/05/2018), bahwa relokasi Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem  "tidak gratis," dan menambahkan bahwa pemindahan tersebut akan menampilkan harga yang "layak bayar."

Berbicara kepada Israel Television News Company, Lieberman menyebut pembukaan kedutaan di Yerusalem sebagai keputusan "bersejarah, penting dan dramatis", Al Ray melaporkan.

 "Tidak ada yang gratis," kata Lieberman, "dan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem akan datang dengan harga dan perlu membayarnya. Kami harus siap untuk membayar harga tersebut. ”

Ia berharap akan adanya upaya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang bisa mengganggu relokasi kedutaan ke Yerusalem.

Mengenai konflik Israel-Palestina, Lieberman mengatakan bahwa tidak ada karakter yang akan mendahului Mahmoud Abbas. Keputusannya untuk untuk tidak mengundurkan diri, menunjukkan bahwa kembalinya negosiasi setelah era Abbas, “adalah kepentingan Palestina; Israel tidak bisa berbuat lebih dari itu untuk mereka.”

Lahir di Moldova, Avigdor Lieberman adalah satu-satunya menteri luar negeri di dunia yang tidak tinggal di wilayah yang secara resmi diakui sebagai negaranya sendiri. Awalnya dicurigai atas tuduhan pencucian uang dan penyuapan, Lieberman secara resmi didakwa pada bulan Desember 2012, atas tuduhan penipuan dan pelanggaran kepercayaan yang lebih rendah.

Partainya baru-baru ini menjadi fokus penyelidikan korupsi dalam spektrum politik Israel, dan, baru-baru ini, kehidupan Lieberman terancam upaya pembunuhan.

(T.RA/S: IMEMC)

leave a reply
Posting terakhir

Parlemen Republik Ceko menentang relokasi Kedutaan Besar ke kota suci Al-Quds

Partai Demokrat Sipil menuntut Pemerintah Ceko untuk mengikuti seruan negara anggota  “Visegrad Group” yang meliputi Slovakia, Hongaria dan Polandia, untuk merelokasi Kedutaan Besar mereka ke kota suci Yerusalem yang diduduki. Sayangnya,  RUU yang berpihak ke Israel itu tidak mendapatkan dukungan mayoritas anggota Parlemen yaitu hanya 66  dari 178 suara.