Ehud Olmert: Israel tidak akan mampu membasmi Hamas

Yerusalem, SPNA -  Mantan Perdana Menteri Israel,  Ehud Olmert menyatakan sangat menyesal karena tidak membasmi Hamas selama masa jabatannya tahun 2009 silam.

BY 4adminEdited Tue,26 Jun 2018,10:10 AM

Yerusalem, SPNA -  Mantan Perdana Menteri Israel,  Ehud Olmert menyatakan sangat menyesal karena tidak membasmi Hamas selama masa jabatannya tahun 2009 silam.

Lelaki 72 tahun  tersebut dalam wawancara dengan stasiun TV I24, Senin (25/06/2018) mengatakan: “Kami belum menyelesaikan tugas dengan benar. Kami dapat menghapus Hamas dari Jalur Gaza saa itu, namun kami tidak melakukannya dan ini sangat keliru. Hal ini tidak dapat diterima dari Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri pada saat itu’’.

‘’Menteri  Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Israel saat itu berpendapat menghabisi Hamas  akan menciptakan kerusakan internal serius di Israel. Akibat kesalahan ini, Hamas telah pulih dan menjadi lebih kuat. Sekarang tidak ada lagi cara untuk menghapus Hamas dari Gaza,” sesalnya.

Olmert adalah Perdana Menteri Israel ke 12 menggantikan Ariel Sharon. Saat masih menjabat, Ia melakukan operasi militer besar-besaran di Gaza 2009 silam, dimana operasi tersebut dijuluki Cast Lead.

Israel tercatat telah melancarkan 3 agresi di Gaza. Pertama, pada tanggal 27 Desember 2008 yang berlanjut selama 21 hari. Operasi ini menewaskan 1.436 warga Palestina, 410 diantaranya adalah anak-anak, 104 wanita dan sekitar 100 orang lansia.

Kedua pada 14 November 2012 yang berlangsung selama 8 hari serta menewaskan162 warga Palestina.

Terakhir pada tanggal 7 Juli 2014, yang berlangsung selama 51 hari, serta menewaskan 2322 warga. 578 diantaranya adalah anak-anak, 489 wanita dan 102 lansia.

Olmert juga memuji keputusan yang diambil oleh mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon untuk mundur sepenuhnya dari Jalur Gaza pada tahun 2005.

Ia juga menasehati Benjamin Netanyahu untuk mundur secara terhormat demi menjaga martabat Israel.

“Kita harus selalu ingat bahwa martabat jabatan perdana menteri lebih penting daripada maslahat pribadi orang yang menduduki posisi tersebut,’’ ujarnya.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir