Wartawan Israel: Senjata Israel digunakan dalam genosida terhadap Muslim Rohingya

"Senjata Israel digunakan dalam pembersihan etnis dan agama yang dilakukan oleh tentara Myanmar terhadap minoritas Rohingya, yang mengakibatkan penganiayaan terhadap 700.000 Muslim yang dibantai dan diusir dari negara mereka," kata penulis dan wartawan Israel Tsur Shezaf.

BY 4adminEdited Fri,31 Aug 2018,02:28 PM

MEMO - Yerusalem

Yerusalem, SPNA - "Senjata Israel digunakan dalam pembersihan etnis dan agama yang dilakukan oleh tentara Myanmar terhadap minoritas Rohingya, yang mengakibatkan penganiayaan terhadap 700.000 Muslim yang dibantai dan diusir dari negara mereka," kata penulis dan wartawan Israel Tsur Shezaf dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth dan dikutip oleh Middle East Monitor, Jumat (31/08/2018)

Shezaf menegaskan bahwa "Israel berkontribusi terhadap keluhan Muslim Rohingya melalui penolakannya untuk mematuhi resolusi boikot internasional PBB untuk mencegah memasok senjata terhadap Myanmar."

Dia juga mencatat bahwa Israel terus, melalui pasukannya, dinas keamanan dan industri militer, mengirim berbagai senjata ke Angkatan Bersenjata Myanmar, termasuk teknologi militer.

Shezaf menambahkan bahwa “Israel dan Myanmar memiliki ikatan sejarah yang panjang, dan tidak masuk akal jika kita mengulangi kesalahan yang sama seperti yang kita buat di Afrika Selatan, selama rezim apartheid, dengan Myanmar yang melakukan kejahatan pembersihan etnis. Saat ini, Israel berkontribusi pada tragedi baru. ”

Dia menegaskan bahwa “Israel terus mendukung tindakan-tindakan Myanmar, melalui pengiriman senjata dan perlengkapan militer meskipun ada pembunuhan massal, penghancuran berbagai properti dan pemerkosaan yang dilakukan oleh Angkatan Darat. Ini adalah ketidaksopanan yang tidak bisa dibenarkan. Ini akan menghasilkan pembentukan kamp pengungsi baru di sekitar Myanmar, khususnya di Bangladesh, dan dari sana lebih banyak kelompok bersenjata akan muncul.

Shezaf juga mencatat bahwa "etnis Rohingya menjadi sasaran deportasi sistematis dan pembersihan etnis oleh pihak Myanmar dan biarawan Budha di sisi barat Myanmar. Mereka dipaksa untuk tinggal di kamp pengungsian yang didirikan oleh Bangladesh di daerah yang kecil, melindungi satu juta wanita, balita, pria, orang tua dan bayi. ”

Dia menunjukkan bahwa beberapa wanita Rohingya masih memiliki bayi akibat perkosaan yang dilakukan oleh tentara Myanmar, polisi dan biarawan Budha.

Shezaf menyimpulkan, “Jutaan etnis Rohingya hidup di tengah-tengah keadaan lingkungan yang buruk, di mana mereka tidak dapat memiliki kondisi hidup yang layak. Hari ini, setelah kehidupan Rohingya hampir tidak mungkin, PBB bangkit dan secara resmi menyatakan bahwa Myanmar, termasuk tentara, polisi serta biarawan Buddha dan bahkan Perdana Menteri dan pemenang Nobel Aung San Suu Kyi, semua bertanggung jawab atas pembunuhan seluruh populasi tersebut."

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir