Yerusalem, SPNA - Media Australia, Senin (15/10/2018), memberitakan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, berencana mengikuti langkah Presiden Amerika Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Morrison diprediksi akan mengumumkan kebijakan tersebut hari ini, Selasa (16/10/2018). Pemerhati politik lokal berpendapat bahwa kebijakan tersebut tidak lepas dari langkah politiknya untuk meraup suara warga Yahudi Australia dalam pemilu mendatang.
PM Australia tersebut mengisyaratkan bahwa hal ini merupakan saran dari mantan Duta Besar Australia untuk Israel Diva Syarmah. Marrison membantah keterkaitan kebijakannya dengan pemilu mendatang.
Selain itu, Marisson juga berencana menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, pasca keluarnya Donald Trup dari kesepakatan tersebut. “Terdapat kekhawatiran serius terkait program nuklir Iran yang dapat mengancam keamanan Timur Tengah, khususnya kolega kita Israel.” Kata Marisson.
Konflik Palestina-Israel semakin meruncing pasca pengakuan resmi Presiden Amerika Donald Trump pada 6 Desember tahun lalu, terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Donald Trump ketika itu berjanji akan memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem. Meskipun langkah tersebut bertentangan dengan keputusan PBB.
Status Yerusalem masih saja menjadi polemik antara Palestina dan Israel. Padahal Resolusi Internasional telah menetapkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, dan bagian baratnya untuk Israel. Akan tetapi Israel masih saja tidak puas, mereka menginginkan seluruh wilayah Yerusalem menjadi milik mereka.
(T.HN/S:Pnn.ps)