Doha, SPNA - Kementerian Energi Qatar, Senin (03/12/2018), menyebutkan bahwa Qatar akan menarik diri dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC), pada Januari mendatang.
Menteri Energi Qatar, Saad Al-Ka’biy, menyebutkan bahwa keputusan tersebut keluar setelah Qatar melakukan penelitian panjang guna menciptakan strategi ekonomi baru untuk jangka panjang.
Dalam sebuah konferensi pers, Al-Ka’biy mengatakan, “Qatar akan mengundurkan diri dari persatuan negara pengekspor minyak bumi pada awal Januari 2019.” Keputusan ini telah disampaikan pihak Qatar kepada sekretariat organisasi tersebut pada hari Senin (03/12/2018).
Meski telah berniat mundur, namun Qatar tetap akan menghadiri pertemuan anggota negara OPEC yang akan diadakan pekan ini di Wina, Austria.
OPEC akan mengadakan pertemuan pada tanggal enam dan tujuh, guna membahas solusi menurunnya produksi minyak tanah dunia.
Menteri Energi Qatar tersebut menjelaskan bahwa keputusan tersebut merupakan hal yang sulit. Namun harus diakui pengaruh produksi minyak tanah Qatar terhadap ekonomi negara sangatlah kecil.
Qatar merupakan salah satu negara penghasil minyak tanah terkecil dibandingkan dengan negara-negara OPEC lainnya. Namun Qatar adalah eksportir gas alam terbesar di dunia.
Keputusan tersebut disebabkan oleh keinginan Qatar untuk lebih fokus dalam bidang produksi Gas alam milik mereka. Produksi Gas alam Qatar terus mengalami peninggakatan, dari 77 juta menjadi 110 juta ton per tahunnya.
Saad Al-Ka’biy mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak ada hubungan dengan isolasi ekonomi yang diberlakukan Arab Saudi sejak Juni tahun 2017. Arab Saudi merupakan penghasil minyak tanah terbesar dunia.
Arab Saudi bersama Bahrain, Yaman, Uni Emirat Arab, Mesir, Libya dan Maladewa, mengambil langkah untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha. Alasannya, Qatar dituding memberi dukungan kepada beberapa kelompok teroris di Timur Tengah.
(T.HN/S: Elkhabar)