Aksi Demo Tuntut Keadilan Terhadap Iyad al-Halaq Yang Dibunuh Polisi Israel Berakhir Dengan Bentrok Panas

Bentrok Panas meletus di kota suci Al-Quds antara pendemo dan pasukan pendudukan Israel dalam aksi protes atas pembunuhan Iyad al-Halaq 30 Mei lalu

BY Edited Thu,11 Jun 2020,10:24 AM

Al-Quds, SPNA – Bentrok Panas meletus di kota suci Al-Quds antara pendemo dan pasukan pendudukan Israel dalam aksi protes atas pembunuhan Iyad al-Halaq 30 Mei lalu.

 

Dilansir Rt Arabic, Rabu malam (10/06) pasukan IDF menangkap 6 pendemo saat membubarkan konsentrasi massa.

 

Iyad al-Halaq adalah warga Palestina berkebutuhan khusus yang  dibunuh pasukan pendudukan Israel secara sengaja di pintu masuk  kota suci Al-Quds.

 

Pembunuhan berdarah dingin tersebut terjadi pada Sabtu pagi (30/05) di gerbang al-Asbath, kota suci Al-Quds lama. Menurut keterangan kepala bagian manuskrip Al-Aqsa Ridwan  Iyad ditembak karena tidak mematuhi perintah Polisi.

Sementara itu juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengatakan bahwa unit kepolisian Israel yang berpatroli di lokasi melihat seorang pria Palestina membawa benda mencurigakan seperti senjata. Mereka lalu memerintahkan pria tersebut untuk berhenti dan mulai mengejarnya sebelum akhirnya melepas tembakan, Reuters melaporkan.

 

Pihak keluarga mengatakan bahwa Iyad dibunuh dengan kejam  oleh polisi Israel meskipun mereka tahu dia cacat.  

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Minggu (07/06) mengakui kesalahan kepolisian Israel yang menembak mati warga Palestina penderita autisme Iyad al – Halaq, akhir Mei lalu.

Hal ini disampaikan Netanyahu dalam sidang rutin pemerintah Israel seperti dilansir situs Yedioth Ahronoth. "Apa yang terjadi terhadap Iyad adalah pelanggaran kemanusiaan. Penderita autisme ini dianggap  teroris dan berada di tempat yang salah," ujarnya.

Netanyahu juga menginstruksi Kemendagri Israel untuk melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut.

Warga Palestina dan lembaga HAM Israel menuding bahwa pasukan keamanan Israel sering melakukan tindakan brutal terhadap warga bahkan sampai menghilangkan nyawa atau membuat hidup mereka menderita.

Anggota parlemen Israel dari grup "Join List" Ofer Kseif mengecam penembakan itu. "Ini merupakan tindakan kriminal pembunuhan oleh polisi Israel akibat hasutan dari pemerintahan Netanyahu yang menghalalkan segala cara. Saat ini seluruh warga Plaestina dianggap teroris kecuali jika mereka terbukti sebaliknya", tulisnya di Twitter.

(T.RS/S:RtArabic)

leave a reply
Posting terakhir