Gaza, SPNA - Pesawat Israel mengebom beberapa situs milik kelompok militan Hamas di Jalur Gaza pada malam kelima secara berturut-turut, pihak militer Israel menyatakan pada Minggu dini hari, (16/08/2020).

Tidak lama setelah pernyataan tersebut, militer menyatakan bahwa kelompok perlawanan menembakkan dua roket ke wilayah selatan Israel. Belum ada laporan korban jiwa sampai laporan ini diturunkan.

Militer mengatakan bahwa serangan udara ini adalah tanggapan atas balon pembakar yang dikirim menyeberangi perbatasan Gaza ke wilayah Israel. Balon-balon tersebut menyebabkan puluhan kebakaran di lahan pertanian beberapa hari terakhir.

Pada hari Sabtu, puluhan warga Palestina mengambil bagian dalam protes di sepanjang perbatasan Gaza-Israel. Militer Israel mengklaim bahwa para pengunjuk rasa "membakar pohon, melemparkan bahan peledak dan granat ke pagar pembatas dan berusaha mendekatinya."

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa dua pengunjuk rasa terluka oleh tembakan Israel.

Israel menuding Hamas bertanggung jawab atas semua kekerasan yang terjadi dari wilayah Palestina.

Setelah berbulan-bulan tenang akibat pandemi COVID-19, perbatasan Gaza-Israel kembali memanas beberapa pekan terakhir.

Di hari yang sama berlangsungnya protes, Khalil al-Hayya, pejabat senior Hamas, mengatakan bahwa Israel tidak menghormati gencatan senjata tidak resmi yang ditujukan untuk meringankan blokade atas wilayah tersebut sejak Hamas memerintah Gaza pada 2007.

Melalui saluran Al-Aqsa TV, ia mengatakan bahwa orang-orang Palestina di Gaza mengalami "kematian perlahan" akibat blokade. "Zona Konfrontasi dengan musuh makin meluas setiap hari akibat agresi yang terus berlanjut," tuturnya.

Di kesempatan yang sama, ia berharap Mesir yang berperan sebagai mediator bisa mengunjungi wilayah tersebut untuk mendiskusikan gencatan senjata, tapi belum ada waktu yang ditetapkan. 

(T.RA/S: Mail Online)