Tepi Barat, SPNA - Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat, memuji sikap Bahrain yang menolak menjalankan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam sebuah wawancara di salah satu televisi lokal Palestina, Erekat mengatakan Amerika terlalu memaksa kehendaknya kepada negara Arab yang tidak ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
"Kami sangat menghargai sikap Raja Bahrain dan sikap seluruh negara Arab yang telah menyampaikan kebijakannya."
Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al-Khalifah, diberitakan baru saja menolak permintaan Amerika untuk menjalin hubungan dengan Israel. Penolakan tersebut ia sampaikan dalam pertemuaannya dengan Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, Rabu (26/08).
Pemaksaan normalisasi hubungan antara negara Arab dan Israel menurutnya justru akan menarik wilayah tersebut ke area konlik dan sengketa berkepanjangan.
"Sudah saatnya Amerika untuk tidak menjadikan stabilitas Timur Tengah sebagai permainan politik."
Ia menambahakan bahwa konflik Palestina-Israel hanya bisa diselesaikan jika Israel bersedia mengehentikan penjajahannya.
"Stabilitas regional hanya dapat dicapai jika Israel menghentikan penjajahannya."
Normalisasi hubunangan negara Arab dan Israel belakangan menjadi isi yang sangat hangat di media Arab. Khususnya setelah Uni Emirat Arab resmi mengumumkan jalinan hubungan diplomatiknya dengan negara Yahudi tersebut.
Bagi Palestina, hubuangan tersebut merupakan sebuah pengkhianatan. Seolah melupakan apa yang dilakukan oleh Israel di tanah Palestina.
(T/HN/S: Wafa)