Khatib Masjid Al-Aqsa Serukan Rekonsiliasi Seluruh Faksi Palestina

Aktivis The Jerusalemite, Muhammad Samrin, mengatakan bahwa pasukan Israel menggunakan status epidemi Corona sebagai dalih untuk meloloskan kebijakan yahudinisasi terhadap Masjid Al-Aqsa. Ia menekankan pentingnya rakyat Palestina mengunjungi masjid Al-Aqsa dan terus mengintensifkan kehadiran jamaah untuk melindungi Al-Aqsa dari keserakahan Israel.

BY Edited Sat,07 Nov 2020,09:30 AM

Yerussalem, NPSA - Khatib Jumat di Masjid Al-Aqsa, Syekh Muhammad Husen, memuji semua faksi Palestina, pada Jumat (6/11). Syekh Husen juga menyerukan rekonsiliasi nasional untuk mengakhiri perpecahan, dan mengimplementasi hasil kesepakatan dalam pertemuan sekretaris jenderal dan proses penyelenggaraan pemilu.

Syekh Husen menekankan perlunya pelaksanaa perjanjian rekonsiliasi di lapangan yang tidak hanya terbatas dalam sebuah pernyataan. Hal ini harus dilakukan untuk menghadapi tantangan dan ambisi yang mengancam perjuangan Palestina.

Dalam khutbah Jumat, Syekh Husen memperingatkan tentang bahaya dan meningkatnya nafsu kaum serakah di Al-Aqsa dan Yerusalem. Perjuangan Palestina menurutnya terus menuju status penghancuran, perampasan tanah, dan yahudinisasi tempat-tempat suci Palestina akibat lemahnya kepemimpinan Palestina.

Syekh Husen mengimbau rakyat Palestina untuk menjaga Al-Aqsa, memegang teguh komitmen sebagai syuhada dan tawanan, serta menjaga kompas yang terus menuju Yerusalem dan tidak menyimpang dari hal tersebut.

“Penyerangan terhadap Masra Nabi adalah serangan terhadap Muhammad. Masjid Al-Aqsa telah menjadi fokus sasaran penyerangan terhadap kesuciannya oleh Israel,” sebut Syekh Husen.

Sumber Yerusalem melaporkan bahwa pasukan Israel memberlakukan instruksi ketat di gerbang Kota Tua Yerusalem yang dianeksasi, menahan puluhan jamaah dan mencegah penduduk Tepi Barat memasuki masjid Al-Aqsa.

Pasukan Israel juga mendirikan pos pemeriksaan di depan Gerbang Amoud dan memeriksa kartu identitas orang-orang yang datang ke Kota Tua untuk melaksanakan salat Jumat. Daerah Bab al-Asbat menyaksikan prosedur serupa, dengan penahanan puluhan rakyat Palestina untuk mencegah mereka memasuki Masjid Al-Aqsa.

Aktivis The Jerusalemite, Muhammad Samrin, mengatakan bahwa pasukan Israel menggunakan status epidemi Corona sebagai dalih untuk meloloskan kebijakan yahudinisasi terhadap Masjid Al-Aqsa. Ia menekankan pentingnya rakyat Palestina mengunjungi masjid Al-Aqsa dan terus mengintensifkan kehadiran jamaah untuk melindungi Al-Aqsa dari keserakahan Israel.

Pasukan Israel berusaha untuk memaksakan “fait accompli” di mana penduduk Palestina harus menerima keadaan tanpa sempat mempertanyakan kondisinya. Pasukan Israel memutuskan komunikasi penduduk Tepi Barat dengan Masjid Al-Aqsa sehingga mencegah mereka mengunjungi Masjid Al-Aqsa.

(T.NA/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir