Krisis Listrik Masih Di Rasakan oleh Warga Jalur Gaza

BY Rizky SyahputraEdited Sun,24 Jul 2016,11:40 AM

Krisis Listrik Masih Di Rasakan oleh Warga Jalur Gaza.

Jalur Gaza – Suarapalestina - Warga Gaza menggunakan listrik dalam waktu terbatas dengan  cara yang bervariasi. Meskipun demikian kondisi kehidupan di Gaza masih sangat sulit karena krisis yang berlanjut dan berdampak kepada aspek penting, seperi kesehatan, air dan lain-lain belum ada solusi penyelesaian krisis tersebut.

Jadwal listrik enam jam bagi para wanita dan ibu-ibu ibarat pengumuman darurat sipil dimana mereka dituntut menggunakan setiap detiknya  menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah yang membutuhkan air dan listrik. Namun ketika listrik datang pada saat yang sama air terputus, hal ini membuat kecewa sebagian besar warga yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan mereka.

Kondisi Darurat.

Ummi Muhsin misalnya, beliau menyelesaikan  seluruh pekerjaan rumah dalam satu waktu, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, karena ketika listrik datang kondisi rumahnya dalam keadaan darurat.  Belum lagi listrik yang terjadwal selama enam jam diputus beberapa kali.

Sedangkan Um Fadi juga merasakan hal yang sama. Ia terpaksa bangun diawal hari lalu menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah sebelum listrik mati.

Sama seperti warga yang lain beliau berharap krisis listrik yang Gaza selama bertahun-tahun dapat diselesaikan secepatnya.

Sementara itu Tariq Labid direktur hubungan masyarakat PLN Gaza menjelaskan bahwa sebab ketidakseimbangan distribusi listrik karena pasokan listrik dari Mesir ke Gaza tidak teratur ditambah pemutusan  listrik Israel ke Palestina berkali-kali karena penggunaan yang berlebihan.

'Sejak sepuluh tahun, jaringan listrik Mesir ke Gaza terputus dari pukul 7 pagi sampai pukul  7 sore dan energi yang dihasilkan sangat lemah. Jika terjadi sedikit kesalahan pada kabe listrik Mesir atau Israel, maka akan menganggu pemasokan listrik kerumah warga', sebutnya.

Labid meminta seluruh lembaga pemerintah untuk bekerjasama  membatasi penggunanaan listrik dengan berbagai cara.

Ia juga menambahkan, masalah paling berat yang dihadapi oleh PLN Gaza adalah tunggakan tagihan listrik serta anggaran perusahaan yang tidak cukup untuk membeli bahan pembangkit listrik yang dibutuhkan.

Setidaknya ada sekitar 160 pelanggan yang tidak berkomitmen membayar tagihan listrik.

Labid menambahkan bahwa peran PLN tidak lebih dari pemasokan aliran listrik, dimana mereka hanya memiliki satu generator.

Delegasi resmi pemerintah Turki tiba di Gaza selasa lalu untuk meneliti krisis listrik di Gaza sejak 10 tahun.

Setidaknya Gaza membutuhkan 400 megawatt listrik, namun yang dihasilkan sekarang hanya 212 megawatt. Israel memberi 120 mengawatt sedangkan Mesir 32 megawatt ditambah satu-satunya generator di Gaza menghasilkan 60 megawatt.

1.9 juta rakyat yang berdomisili di Gaza mengahadapi krisis listrik sejak 10 tahun. PLN gaza terpaksa mendistribusi listrik ke sebagian wilayah selama 12 jam, lalu wilayah yang lain selama 12 jam  karena energi listrik yang tersedia tidak cukup menyuplai seluruh kebutuhan listrik masyarakat Gaza.

leave a reply
Posting terakhir