Israel Berencana Ubah Istana Mufti al-Husseini Menjadi Sinagog

Pihak pendudukan Israel juga berencana menggandakan jumlah unit permukiman baru di sekitar istana mulai dari 28 sampai 56 unit permukiman.

BY Edited Tue,26 Jan 2021,01:31 PM

Yerusalem, SPNA - Asosiasi Permukiman Aterat Cohanim Israel berencana untuk mengubah istana Mufti Haj Amin al-Husseini di lingkungan Sheikh Jarrah, sebelah timur Yerusalem yang diduduki, menjadi sebuah sinagog. Pihak pendudukan Israel juga berencana menggandakan jumlah unit permukiman baru di sekitar istana mulai dari 28 sampai 56 unit permukiman.

Sepuluh tahun yang lalu, asosiasi pemukim Israel tersebut menghancurkan Hotel Gembala di halaman Istana Mufti, dan sejak itu telah membangun 28 unit permukiman di atas reruntuhannya. Namun, asosiasi pemukim tetap mempertahankan Istana Mufti yang dibangun tahun 1929.

The Jerusalem Post  mengutip Daniel Luria, juru bicara Aterat Cohanim, menyebutkan bahwa asosiasi permukiman bermaksud untuk mengubah istana seluas 500 meter persegi itu menjadi sebuah sinagog.

Asosiasi permukiman tidak dapat menghancurkannya karena usianya, dan Luria berkata, “Ada keadilan puitis yang indah ketika Anda melihat rumah Haji Amin al-Husseini runtuh.”

Luria menunjukkan bahwa sejak penghancuran Hotel Shepherd, 28 unit permukiman telah dibangun di atas reruntuhannya dan siap untuk dihuni, akan tetapi belum ada pemukim Israel yang dipindahkan ke sana.

“Alasan kurangnya penyelesaian lingkungan baru, dan sebenarnya belum dipasarkan dalam sepuluh tahun yang telah berlalu sejak dimulainya pembongkaran dan konstruksi, adalah karena pengembang mengajukan permintaan baru untuk daerah yang meliputi area seluas 5,2 dunum tersebut, untuk menggandakan jumlah unit permukiman menjadi 56,” sebut Daniel Luria.

Ia mengatakan, rencana awal pengembangan kawasan itu ditujukan untuk mendirikan 70 unit permukiman.

Berkaitan dengan istana Mufti Haj Amin al-Husseini, Luria berkata, “Rumah bersejarah di jantung situs akan dilestarikan dan digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk sinagog, dan mungkin pusat penitipan anak”.

Sampai hari ini, pendudukan Israel terus mencaplok sejengkal demi sejengkal tanah Palestina. Di tengah kecaman dunia internasional terhadap pelanggaran Israel terhadap penduduk dan tanah Palestina, upaya perampasan tanah tersebut terus terjadi.

(T.NA/S: Palinfo)

leave a reply