Meski Kondisi Ekonomi Terimpit, Ibu Palestina Ini Bercita-cita Menafkahi Warga Miskin Gaza

Benar kata orang bijak, Anda hanya perlu niat tulus untuk berbuat baik. Seperti kisah Ibu Samirah berikut ini. Di kotanya di Gaza, meski dalam kondisi ekonomi yang terimpit, ia berusaha keras untuk bisa menyediakan makanan gratis bagi warga di sekitarnya.

BY Edited Tue,02 Feb 2021,11:09 AM

Gaza, SPNA - Bermodal alat masak dan dana yang pas-pasan, Samirah Abu Amrah, berhasil menyediakan makanan gratis untuk puluhan warga desanya di Ditrik Hay Az-Zaitun, Timur Kota Gaza.

Ibu Paletsina berusia 41 tahun itu mengatakan bahwa kegiatan ini dibiayai oleh beberapa donatur yang tinggal di dalam atau luar Gaza. Dua kali dalam sepekan ia akan memperoleh kiriman dana untuk pembiayaannya.

Dalam wawancara eksklusif dengan Suara Palestina, Ibu Samirah mengisahkan bahwa ide kegiatan itu berawal dari diskusi dengan seorang kenalannya yang saat ini menetap di luar negeri. Kenalannya itu kemudian bersedia menanggung biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan yang ia gelar dua hari dalam sepekan.

Untuk sekali kegiatan, Ibu Samirah mendapat kiriman dana sebesar 40 dinar Yordania atau setara dengan 800 ribu rupiah. Jika melihat harga kebutuhan pokok di Gaza yang sangat tinggi, jumlah ini tentu saja tidak cukup.

Setiap kegiatan berlangsung, ia sanggup menyediakan makanan untuk 25 sampai 30 keluarga miskin. Jumlah ini menurutnya masih sangat minim, melihat jumlah persentase warga miskin di Gaza yang sangat tinggi.

Meski baru berjalan satu bulan setengah, namun ia berharap kegiatan kemanusiaan ini bisa terus berjalan. Ia juga mengasakan semoga ada pihak lain yang bisa membantu pendanaannya. Agar tak hanya dua hari, melainkan setiap hari kegiatan makan gratis ini bisa digelar.

Walau kegiatan ini menguras banyak tenaga dan waktu, namun semua itu terbayar dengan senyum yang terukir dari anak-anak dan warga miskin yang menerima makanan darinya.

.

Di depan rumah sederhanya, warga akan berkumpul di hari yang telah ditentukan. Meski harus menunggu, mereka rela, demi sepiring nasi yang bisa menjauhkan mereka dari rasa lapar.

Perlu diketahui, sesuai data resmi pemerintah Palestina, saat ini terdapat 2,25 juta jiwa menghuni Jalur Gaza. Sebanyak 232 ribu jiwa penduduknya adalah pengangguran. Sedangkan data yang dirilis oleh badan non-pemerintahan, jumlah tersebut bahkan membengkak hingga mencapai 300 ribu jiwa.

Badan Pemantau Hak Asasi Manusia, Euro-Mediterania, mencatat pada Januari 2020, bahwa setengah dari warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara, 4 dari setiap 5 orang menerima bantuan keuangan. Lembaga ini melaporkan, persentase pengangguran di Gaza meningkat menjadi 49 persen pada tahun 2020, setelah pada 2005 berada pada angka 23,6 persen. Angka ini adalah yang tertinggi di dunia.

(T.HN/SPNA/Nuruddin Jamal Al-Harrazin)

leave a reply