Puluhan Ribu Warga Palestina Memprotes Kelambanan Israel dalam Menangani Kejahatan Geng Bersenjata

Ini adalah Jumat kedelapan secara berturut-turut warga Palestina, yang merupakan 20 persen dari populasi Israel, turun ke jalan guna memprotes meningkatnya kejahatan di kota dan desa mereka.

BY Edited Sat,06 Mar 2021,04:59 PM
Puluhan Ribu Warga Palestina Memprotes Kelambanan Israel dalam Menangani Kejahatan Geng Bersenjata

Umm al-Fahm, SPNA - Marah atas kekerasan yang dilakukan polisi dan kelambanan mereka dalam menghadapi kekerasan yang dilakukan geng bersenjata, puluhan ribu warga Paletsina di Israel menggelar protes di kota Umm al-Fahm pada Jumat (05/03/2021), menuntut keamanan dan akuntabilitas.

Ini adalah Jumat kedelapan secara berturut-turut warga Palestina, yang merupakan 20 persen dari populasi Israel, turun ke jalan guna memprotes meningkatnya kejahatan di kota dan desa mereka.

Sejak bulan Januari, 16 warga Palestina terbunuh dalam bentrok bersenjata atau akibat tindak kriminal dalam beberap insiden.

Protes di hari Jumat, yang disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam 20 tahun terakhir, diorganisir oleh kelompok pemuda yang disebut The United Fahmawi Hirak dan the High Follow-Up Committee for Arab citizens of Israel.

Panitia meminta peserta untuk menggunakan masker dan menjaga jarak selama aksi, guna melindungi mereka dari COVID-19. Kerumunan ini pun menjadi lautan bendera Palestina.

Aksi protes sebelumnya telah ditanggapi polis Israel dengan kekerasan, peluru karet dan gas air mata. Jumat lalu, Samir Mahamid, walikota Umm al-Fahm, diserang oleh pasukan Israel

Guna menghentikan pengunjuk rasa, yang datang dari berbagai wilayah, polisi Israel menutup sebagian Jalan 65 dekat Umm al-Fahm di wilayah Wadi Ara, menurut radio Isreal, Kan.

Para pengunjuk rasa sebelumnya mengganggu lalu lintas dan menutup Jalan 65, yang merupakan jalan raya penting yang menghubungkan pantai dengan wilayah timur Israel.

Yousef Jabareen, seorang anggota parlemen Daftar Gabungan Arab dan penduduk Umm al-Fahm, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa protes akan terus berlanjut sampai warga Palestina merasa aman di kota mereka. Jabareen terluka dalam protes Jumat lalu.

“Kami menuntut rencana yang tulus untuk memberantas kejahatan dan geng. Pengumuman yang disampaikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak memberikan solusi yang tepat dalam pendidikan, perumahan dan kesejahteraan, serta menangani kejahatan. ”

Umm al-Fahm adalah kota Palestina terbesar di wilayah Wadi Ara. Kota-kota lain berdemonstrasi dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Kafr Qara, Tamra, Baqa al-Gharbiyye, Kafr Qasim dan al-Mashhad.

Aktivis Palestina Murad Hadad mengatakan kepada MEE bahwa dia melakukan perjalanan dari daerah Galilea Israel utara untuk berpartisipasi dalam protes tersebut. Haddad mengatakan hampir 40.000 orang hadir pada demonstrasi tersebut, yang terbesar sejak Oktober 2000.

"Ini masalah politik bagi kami. Polisi dan otoritas Israel tidak melakukan peran mereka untuk melindungi kehidupan warga Palestina di dalam Israel.

"Tidak ada lagi yang merasa aman, dan kita semua bisa menjadi korban kejahatan dan geng bersenjata," kata Haddad, yang juga anggota dewan lokal.

Dia mengatakan bahwa warga Palestina di Israel sedang membentuk kampanye di desa mereka, dengan Umm al-Fahm sebagai focal point, untuk meningkatkan kesadaran di antara penduduk bahwa "kami tidak pilihan kecuali turun ke jalan dan melawan."

"Kami merasa bahwa karena kami adalah orang Palestina, kami menjadi sasaran otoritas Israel yang tetap diam dan tidak aktif dalam membasmi kejahatan. Jika tindakan kriminal ini terjadi di lingkungan Yahudi, tindakan polisi akan berbeda terhadap kejahatan," katanya.

Karam Jabareen, seorang penyelenggara Fahmwai Hirak, mengatakan kepada MEE bahwa protes itu adalah kesempatan bagi warga Palestina di Israel untuk membuat suara mereka didengar.

"Kami berada di jalan untuk menuntut hak-hak dasar kami untuk hidup dan merasa aman," kata Jabareen. "Polisi Israel menggunakan kekerasan untuk menindas kami tetapi tidak untuk melindungi kami dari kejahatan."

"Saat ini, ribuan orang dari segala usia dan latar belakang datang dari Negev, Galilea, dan bagian lain Palestina, karena tindakan kriminal dan geng bersenjata telah berkembang pesat di kota-kota kami."

Pada bulan Februari, ribuan warga Palestina di Israel berdemonstrasi di beberapa kota menentang pembunuhan seorang pemuda selama baku tembak polisi Israel dengan pria bersenjata bertopeng di desa Tamra.

Pada Oktober 2019, komunitas Palestina dan perwakilannya di parlemen Israel, Knesset, meluncurkan konvoi mobil massal yang melaju perlahan di salah satu jalan raya tersibuk di negara itu, membuatnya hampir terhenti sebagai protes terhadap kelambanan polisi Israel atas penyebaran kejahatan.

Selama tahun itu, 91 warga Palestina di Israel tewas akibat kejahatan kekerasan, sementara 47 warga Yahudi Israel tewas dalam tindakan serupa, menurut surat kabar Haaretz.

(T.RA/S: MEE)

leave a reply
Posting terakhir