WHO: 200,000 Warga Palestina Membutuhkan Bantuan Kesehatan Pasca Agresi Israel di Gaza

WHO memperingatkan akan “kebutuhan kesehatan yang mengejutkan,” di seluruh wilayah Palestina yang diduduki. Lembaga ini mengatakan bahwa agresi “telah memicu pemindahan penduduk dan memperburuk krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.”

BY Edited Mon,07 Jun 2021,09:35 AM

Jalur Gaza, SPNA – Para pejabat dari Badan Kesehatan Dunia Perserikatan Perserikatan Bangsa-Bangsa  (WHO) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengunjungi wilayah Jalur Gaza yang terblokade guna meninjau situasi pasca 11 hari agresi, termasuk meninjau kondisi rumah, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur penting lainnya.

Dalam pernyataannya yang dirilis pada Rabu (02/06/2021), WHO memperingatkan akan “kebutuhan kesehatan yang mengejutkan,” di seluruh wilayah Palestina yang diduduki. Lembaga ini mengatakan bahwa agresi “telah memicu pemindahan penduduk dan memperburuk krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.”

“Lebih dari 77.000 jiwa kehilangan tempat tinggal dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak,” ungkap pernyataan tersebut.

WHO menuturkan, pihaknya akan “menambah jumlah bantuan kesehatan untuk 200.000 jiwa yang membutuhkan,” di seluruh wilayah Palestina termasuk Tepi Barat yang diduduki.

Situasi saat ini masih bergejolak. WHO tetap prihatin … menyerukan perlunya akses bebas hambatan untuk pasokan, staf kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza serta rujukan pasien keluar dari Gaza kapan pun diperlukan,” Rik Peeperkorn dari WHO mengungkapkan.

Sementara itu, kepala ICRC menyerukan bantuan lebih dari 16 juta dolar guna membantu orang-orang di Gaza.

“Ketakutan, kecemasan dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini,” kata kepala ICRC Robert Mardini kepada Al Jazeera setelah mengunjungi wilayah Gaza yang hancur oleh pemboman Israel.

“Bahkan, jika pun eskalasinya lebih singkat, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali apa yang rusak hanya dalam 11 hari,” katanya. Dia juga menyerukan “solusi politik yang berarti untuk (mengakhiri) konflik yang sudah berlangsung lama ini”.

“Sementara itu, kami benar-benar perlu menambah dukungan kami guna meningkatkan respon atas situasi  kemanusiaan di Jalur Gaza dalam jangka pendek.”

Sebanyak 19 keluarga di Jalur Gaza telah hilang dalam data penduduk akibat agresi yang berlangsung selama 11 hari,” Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan. Termasuk dalam jumlah tersebut, 14 anak-anak dan 25 wanita.

Agresi Israel atas Jalur Gaza dimulai pada 10 Mei dan berakhir dengan kencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir pada 21 Mei. Kementerian Kesehatan di Gaza pada Selasa (25/05/2021) melaporkan bahwa jumlah warga Gaza yang gugur dalam agresi kali ini sebanyak, 254, sebanyak 66 diantaranya adalah anak-anak, 39 wanita dan 17 lansia. Sementara 1.948 lainnya lauka-luka.

Lebih dari 90.000 warga Palestina mengungsi dari rumah mereka, dan sebagian besar infrastruktur Gaza dan banyak bangunan tempat tinggal hancur total.

Pusat kesehatan, kantor media, serta sekolah termasuk di antara bangunan yang menjadi sasaran selama 11 hari pengeboman tersebut.

(T.RA/S: QNN)

leave a reply
Posting terakhir