Apakah Amerika akan Membuka Kembali Konsulatnya untuk Palestina di Yerusalem?

Kegagalan pemerintah AS untuk memenuhi janjinya untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem dinilai akan merusak kredibilitas, dan kepercayaannya dari rakyat Palestina.

BY 4adminEdited Fri,12 Nov 2021,05:47 AM

Yerusalem, SPNA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menekankan bahwa pembukaan kembali konsulatnya di Yerusalem, yang ditutup pada era mantan Presiden Donald Trump, merupakan langkah penting dan tak terelakkan dalam perjalanan untuk menyelaraskan kembali hubungan bilateralnya dengan Palestina.

Keberadaan Konsulat Amerika untuk Palestina di Yerusalem akan memainkan peran efektif dan seimbang dalam proses politik antara Palestina dan Israel.

Sampai penutupannya pada tahun 2019, Konsulat AS di Yerusalem, yang didirikan pada tahun 1844, memainkan peran perwakilannya dengan baik bagi Washington di wilayah Palestina. Presiden Joe Biden menekankan lebih dari sekali bahwa negaranya berkomitmen untuk membuka kembali konsulat di Yerusalem, dan bahwa kebijakan ini telah diputusakan tidak akan berubah.

Menurut Sekretaris Jenderal Kabinet Palestina, Amjad Ghanem, Utusan Khusus AS untuk Proses Perdamaian, Hadi 'Amru,  telah menyampaikan kepada Pemerintah Palestina, dalam kunjungannya baru-baru ini di kawasan itu, tentang niat Washington untuk membuka kembali Konsulat AS di Yerusalem. Pembukaannya akan berlangsung dalam waktu dekat, dan tidak akan ada hambatan apapun selain langkah teknis yang sedang dilakukan.

Dalam serangkaian pertemuan yang dilakukan utusan AS dengan pihak Palestina dan Israel, sejumlah perihal telah diperbincangkan untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua belah pihak yang terlibat konflik. Salah satunya tentang pembukaan kembali Konsulat Amerika untuk Palestina di Yerusalem.

Di pihak Israel, penentang pemerintah berusaha mempermalukan presidennya, Naftali Bennett, melalui rancangan resolusi yang diajukan oleh partai Likud ke parlemen Israel, untuk menentang pembukaan konsulat Amerika di Yerusalem. Hal itu lantas memaksa Bennett meminta AS untuk menunda langkah tersebut.

Pengamat politik percaya bahwa kegagalan pemerintah AS untuk memenuhi janjinya untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem akan merusak kredibilitasnya dan kehilangan kepercayaan dari rakyat Palestina.

(T.HN/S: Albayan)

leave a reply