Tel Aviv, SPNA - Mahasiswa Palestina, pada Selasa (30/11/2021), mengibarkan bendera Palestina di Universitas Tel Aviv, Israel.
Aktivis di media sosial mengedarkan video, di mana bendera Palestina dikibarkan di aula universitas pada saat konser yang dilakukan oleh artis Palestina.
Masyarakat Palestina di Israel menyatakan bahwa mereka mengalami penderitaan diskriminasi rasial, yang meningkat baru-baru ini, terutama setelah sejumlah insiden yang terjadi pada Mei di mana berbagai bentrokan terjadi di kota-kota dengan penduduk campuran Arab-Yahudi, setelah ekstremis Yahudi membunuh seorang pemuda Arab di kota Lod.
Konfrontasi kekerasan meletus antara Yahudi dan Arab di sejumlah kota dengan penduduk campuran, sebagai akibat keputusan Mahkamah Agung Israel untuk menggusur keluarga Palestina dari rumah mereka sendiri di Sheikh Jarrah, di Yerusalem yang diduduki.
Politisi ekstremis Israel menyerukan larangan pengibaran bendera Palestina di dalam wilayah Israel.
Pada tahun 1967, Israel mengeluarkan undang-undang yang melarang pengibaran bendera Palestina dan melarang produksi bahkan karya seni yang terdiri dari empat warna.
Namun, sejak penandatanganan Perjanjian Oslo pada tahun 1993, larangan ini menjadi lebih longgar tetapi kadang-kadang masih ditegakkan oleh polisi pendudukan Israel.
Dalam dua dekade terakhir, pemerintah sayap kanan berhasil berkuasa di Israel, di mana mereka lebih lebih dekat untuk melarang pengibaran bendera Palestina, karena mereka awalnya menolak gagasan pendirian negara Palestina yang merdeka.
(T.FJ/S: RT Arabic)
