Yerusalem, SPNA - Abdul Fattah Iskafi, seorang penduduk lingkungan Sheikh Jarrah, mengatakan bahwa pihak berwenang Israel menawarinya 5 juta dolar agar ia mau menjual rumahnya. Sebuah tawaran yang sontak ia tolak.
Dikutib QNN, Sabtu (11/12/2021), Iskafi mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa ia telah menjadi sasaran pelecehan oleh pasukan dan pemukim Israel, namun, dia tidak akan pernah bisa dipaksa untuk menyerahkan rumahnya.
Iskafi adalah satu dari puluhan warga Sheikh Jarrah, yang diancam akan diusir secara paksa.
Keluarganya, beserta 27 keluarga lainnya, menetap di Sheikh Jarrah pada tahun 1965 berdasarkan perjanjian dengan pemerintah Yordania, yang memerintah Tepi Barat, termasuk bagian timur Yerusalem, sebelum pendudukan Israel pada tahun 1967, dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Keluarga Iskafi awalnya mengungsi dari Al Buq'a, sebuah desa di bagian barat Yerusalem, pada tahun 1948, ketika Israel berdiri.
“Saya sekarang tinggal bersama 14 anggota keluarga, termasuk anak dan cucu saya, di rumah yang berukuran 130 meter persegi”, kata Iskafi.
“Pada tahun 1972, pemukim Israel memalsukan dokumen dan menggunakannya untuk mendaftarkan tanah di departemen pertanahan Israel”, tambahnya.
(T.RA/S: QNN)