Rusia: Israel Harus Jauhi Konfrontasi Militer dengan Palestina

Delegasi Rusia menunjukkan bahwa Koordinator PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, dalam pidatonya menekankan bahwa situasi terus memburuk karena Israel terus memaksa melanjutkan “Kebijakan pemukiman ilegal secara agresif yang melanggar hukum internasional di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.”

BY 4adminEdited Tue,26 Apr 2022,05:59 PM

Moscow, SPNA - Rusia menyatakan keprihatinan terkait meningkatnya ketegangan antara Palestina dan Israel, pada Senin (25/04/2022). Rusia menekankan pentingnya Israel menghindari dan menjauhi pecahnya gelombang baru konfrontasi militer.

Wakil tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menekankan, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, pada Senin, untuk membahas situasi di Timur Tengah, terutama perkembangan terbaru di Palestina.

Ia menyatakan bahwa Rusia mengikuti perkembangan di Tepi Barat dan Yerusalem, di mana dinas keamanan Israel menggunakan gas air mata dan peluru karet terhadap demonstran Palestina di kompleks Al-Aqsha, yang mengakibatkan 150 orang terluka.

Rusia menyatakan keprihatinan mendalam terkait eskalasi tersebut, yang terjadi setelah serangkaian serangan yang menewaskan lebih dari 40 orang selama sebulan terakhir di sejumlah kota Israel dan Palestina.

“Dalam hal ini, kami mencatat perlunya menahan diri dari langkah-langkah provokatif dan tindakan sepihak, untuk menghindari terjadinya adegan yang sama seperti Mei tahun lalu, ketika kerusuhan di Yerusalem berubah menjadi konfrontasi militer sengit yang berlangsung selama beberapa hari antara Palestina dan Israel,” sebut Vasily Nebenzya.

Ia mengingatkan perlunya untuk mencegah pelanggaran status hukum dan sejarah yang ada di tempat-tempat suci Palestina, memuji peran penting yang dimainkan Yordania dalam mencapai stabilitas ketenangan dalam masalah ini.

Delegasi Rusia menunjukkan bahwa Koordinator PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, dalam pidatonya menekankan bahwa situasi terus memburuk karena Israel terus memaksa melanjutkan “Kebijakan pemukiman ilegal secara agresif yang melanggar hukum internasional di Tepi Barat dan Yerusalem Timur”.

Nebenzya memperingatkan bahwa rencana permukiman Israel di Golan Suriah yang diduduki juga mengancam dan merusak stabilitas regional. Ia menunjuk pada frekuensi tinggi kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel, dengan memaafkan dukungan otoritas Israel.

“Kami menyerukan Israel untuk menahan diri dari langkah-langkah radikal yang bertujuan memaksakan fakta yang tidak dapat diubah di lapangan, termasuk penghancuran rumah-rumah Palestina, menyita properti mereka, dan melakukan penangkapan sewenang-wenang. Kami meminta Israel untuk melanjutkan proses penyelesaian damai berdasarkan dasar hukum yang diakui secara internasional,” kata Nebenzya.

Nebenzya menekankan bahwa kegagalan penyelesaian masalah Palestina adalah akar penyebab dari putaran kekerasan dan eskalasi berturut-turut di wilayah tersebut. Ia menekankan bahwa tidak mungkin bergerak maju dalam proses perdamaian tanpa mencapai rekonsiliasi Palestina.

“Kami siap memberikan bantuan yang diperlukan ke arah ini, berkoordinasi dengan otoritas terkait lainnya, terutama sahabat Mesir kami,” sebut Nebenzya.

Sebelumnya, pada pagi Jumat (15/04/2022), sedikitnya 152 penduduk Palestina terluka, sebagai akibat serbuan dan serangan pasukan pendudukan Israel ke Masjid Al-Aqsha, setelah ribuan orang melakukan salat subuh di kompleks suci tersebut.

Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa pihaknya melarikan korban dari dalam Masjid Al-Aqsha setelah mereka menjadi korban peluru karet, bom suara, dan pemukulan, ke Rumah Sakit Al-Makassed dan rumah sakit lapangan yang terletak di dalam masjid. Bulan Sabit Merah mencatat bahwa pasukan pendudukan Israel menghalangi petugas ambulans dan mencegah pihaknya membawa sejumlah korban luka-luka.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir