Bahaya Besar, Israel Rencanakan Caplok Permanen Kompleks Al-Aqsha

“Pihak berwenang Israel bertujuan membangun sabuk permukiman baru dengan membangun taman alkitabiah yang bersifat historis dan religius dengan memotong (mencaplok) sebidang tanah, yang akan mengisolasi Masjid Al-Aqsha dari sisi timur dan selatan,” kata Hassan Khater

BY 4adminEdited Tue,14 Jun 2022,02:15 PM

Yerusalem, SPNA - Kebijakan otoritas pendudukan Israel, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Senin (13/06/2022), terus melakukan yahudisasi Masjid Al-Aqsha dan Yerusalem berdasarkan prinsip pembagian berdasarkan ruang dan waktu melalui penetapan dan pelaksanaan rencana permukiman bernilai miliaran shekel. Hal ini dilakukan di tengah serbuan berulang-ulang yang terjadi hampir setiap hari untuk mengontrol kompleks Masjid Al-Aqsha.

Pengamat Yerusalem memperingatkan upaya Israel untuk meloloskan proyek yang telah direncanakan sebelumnya oleh para rabi ekstremis yang berusaha untuk mewujudkan kehadiran umat Yahudi secara langsung dan permanen di Yerusalem. Pengamat Yerusalem menyebut dampaknya akan sangat besar dan dapat terjadi pecahnya perang nyata di Yerusalem dan wilayah Palestina.

 

Bahaya Besar

Kepala Pusat Internasional Yerusalem, Hassan Khater, percaya bahwa upaya otoritas pendudukan Israel untuk membangun rantai atau sabuk permukiman berupa kawasan “isolasi” di sekitar Masjid Al-Aqsha muncul dalam kerangka kebijakan yahudisasi Israel untuk mengontrol kompleks Masjid Al-Aqsha dan Yerusalem.

“Pihak berwenang Israel bertujuan membangun sabuk permukiman baru dengan membangun taman alkitabiah yang bersifat historis dan religius dengan memotong (mencaplok) sebidang tanah, yang akan mengisolasi Masjid Al-Aqsha dari sisi timur dan selatan,” kata Hassan Khater

Hassan Khater menambahkan bahwa otoritas pendudukan Israel meratakan sejumlah kawasan di sekitar Al-Aqsha, terutama di dekat pemakaman Yusufiya. Kelompok organisasi pemukim “Elad” mengawasi pembangunan kota “Daud” di selatan masjid, yang terisolasi dari Yerusalem. Ia menekankan bahwa pengerjaan proyek-proyek tersebut akan menimbulkan bahaya baru bagi Al-Aqsha.

Khater menekankan bahwa proyek permukiman akan memiliki dampak yang dapat mengarah pada perang nyata di Kota Suci Yerusalem dan wilayah Palestina.

Ia menunjukkan bahwa pasukan pendudukan Israel telah menyita lebih dari 89 pusat dan bangunan Palestina di Kota Tua Yerusalem. Dia melanjutkan, "n

“Normalisasi negara-negara Arab dengan Tel Aviv selama beberapa tahun terakhir telah mendorong otoritas pendudukan Israel untuk semakin melanjutkan kebijakan yahudisasi dan kejahatan yang terus dilakukannya terhadap tempat-tempat suci, orang-orang, dan harta benda Palestina,” sebut Hassan Khater.

Ia menunjukkan bahwa hal yang diperlukan lebih dari sebelumnya adalah sikap serius para cendekiawan dan tokoh muslim terhadap serangan Israel yang terjadi di Yerusalem dan berpartisipasi dalam pertempuran membela Al-Aqsha dan Yerusalem sebelum terlambat.

 

Seruan untuk Memperkuat Kunjungan dan Ikatan terhadap Masjid Al-Aqsha

Sementara itu, kepala Komite Pertahanan Tanah di Yerusalem Timur yang diduduki, Bassam Bahr, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, pada Senin kemarin bahwa otoritas pendudukan Israel sedang berusaha untuk membangun kawasan sabuk permukiman di sekitar Masjid Al-Aqsha yang bertujuan untuk mengendalikannya."

Menurut Bassam Bahr, penguasa pendudukan Israel memiliki rencana yang ingin mereka laksanakan terkait Masjid Al-Aqsha, dengan memotong kawasan seluas lima dunum (0,5 hektare) dari bagian timur kompleks Masjid Al-Aqsha di kawasan Bab Al-Rahma dan sekitarnya, dan merebutnya, serta mengalokasikan kawasan itu untuk ritual ibadah Talmud para pemukim Yahudi.

Bassam Bahr menekankan bahwa serangan Israel di Yerusalem tidak berhenti, malah telah meningkat secara luar biasa baru-baru ini. Ini akibat dari tidak adanya pertanggungjawaban otoritas pendudukan Israel atas kejahatan yang mereka lakukan.

Bassam Bahr menekankan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah hal ini adalah orang-orang Palestina di semua tempat melakukan perlawanan dalam berbagai bentuk.

“Orang-orang Yerusalem mampu menggagalkan semua upaya otoritas pendudukan Israel untuk membagi kompleks Masjid Al-Aqsha secara ruang dan waktu dan kali ini mereka akan berhasil menggagalkan semua rencana itu,” kata Bassam Bahr.

Ia menyerukan perlunya kehadiran dan kunjungan orang-orang Palestina secara berkelanjutan dan terus menerus untuk menguatkan ikatan dan rasa memiliki terhadap Masjid Al-Aqsha, demi mempertahankannya dari serbuan dan serangan gerombolan pemukim Yahudi dan agresi pasukan pendudukan Israel.

Pada peringatan ke-74 tragedi Nakba Palestina, yang diperingati pada Minggu (15/05/2022), Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS), memantau langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah pendudukan Israel yang terus melakukan upaya Yahudisasi Yerusalem, melenyapkan landmark Islam, menggusur penduduk Palestina dari rumah-rumah mereka dan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat.

Kepala PCBS, Ola Awad, menyatakan bahwa otoritas pendudukan Israel selama tahun 2021 menyetujui pembangunan lebih dari 12.000 unit permukiman ilegal, sebagian besar berada di Yerusalem.

(T.FJ/S: Palestina Today)

leave a reply
Posting terakhir