Salfit, SPNA - Pemukim Israel, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Sabtu (24/06/2023), mendirikan pos permukiman terdepan ilegal baru di tanah kota Derastia, sebelah barat Salfit, di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel.
Walikota Derastia, Moaz Al-Salman, menyatakan dalam waktu kurang dari 24 jam, puluhan pemukim Israel merebut tanah milik penduduk Palestina di kawasan Al-Qa'dah, menempatkan dua karavan dan tiga kandang domba, serta membangun jalan tanah menuju kawasan tersebut. Pemukim Israel juga melakukan aktivitas perluasan jaringan air dan listrik.
Selama beberapa hari terakhir, para pemukim Israel telah mendirikan tujuh pos terdepan (pos permukiman ilegal) di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
Berdasarkan laporan surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, setelah operasi Ramallah, yang dilakukan pada Selasa lalu di permukiman ilegal Israel, permukiman Eli, yang mengakibatkan empat pemukim Israel tewas, pemukim Israel kemudian mendirikan tujuh pos permukiman ilegal di Tepi Barat dengan sepengetahuan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan sejumlah pejabat politik pemerintah.
Sebelumnya, pada Rabu lalu, teroris pemukim Israel di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel, melancarkan agresi terhadap desa Turmusaya. Kejahatan tersebut mengakibatkan seorang penduduk Palestina meninggal dunia, Omar Jabara “Abu Al-Qattin” (25 tahun). Sementara 12 lainnya mengalami luka-luka akibat terkena tembakan peluru tajam. Sebanyak 30 rumah dan lebih dari 60 kendaraan milik penduduk Palestina hangus dibakar oleh pemukim Israel.
Pasukan pendudukan Israel membangun lebih dari 199 permukiman ilegal dan 256 pos terdepan permukiman ielgal di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, di mana lebih dari 900.000 pemukim Israel tinggal, termasuk 350.000 di Yerusalem Timur yang diduduki. Pemukim Israel ini melakukan serangan hampir setiap hari terhadap penduduk Palestina dan properti mereka di wilayah Palestina yang diduduki.
(T.FJ/S: Wafa)
