Tel Aviv, SPNA - Peningkatan signifikan jumlah warga Israel yang ingin mendapatkan paspor asing atau visa tinggal telah tercatat dalam beberapa bulan terakhir, rilis Ynet News pada hari Rabu (23/08/2023).
Dilaporkan bahwa beberapa kedutaan besar Eropa yang mengajukan permohonan paspor dan visa “menghubungkannya dengan undang-undang perombakan yudisial.” Menurut salah satu kedutaan, “Yang lain percaya alasannya adalah tingginya biaya hidup” di negara pendudukan Zionis. “Ada semakin banyak keluarga Israel yang meminta paspor, antrian bertambah hingga mencapai jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya. “Kami merasa ini telah menjadi sebuah fenomena.”
Kedutaan besar Prancis, Belanda, Rumania, Portugal, Spanyol, Jerman, Italia, dan negara-negara Baltik termasuk di antara yang mencatat peningkatan tersebut.
Kedutaan Besar Spanyol di Israel membenarkan bahwa, selama tiga tahun terakhir, terjadi peningkatan permohonan paspor Spanyol karena undang-undang kewarganegaraan baru di negara tersebut yang mengakui hak-hak orang Yahudi asal Spanyol sebagai korban penganiayaan selama Inkuisisi. Ynet melaporkan kedutaan mengatakan bahwa ada peningkatan nyata dalam permintaan visa relokasi dan visa nomaden digital yang memungkinkan warga Israel untuk tinggal dan bekerja di Spanyol.
“Ada peningkatan jumlah permintaan paspor, tapi kami tidak mengetahui motivasi di balik hal ini,” kata Kedutaan Besar Prancis kepada media, yang menunjukkan bahwa masalah ini telah dibahas dalam forum bersama kedutaan besar Eropa di Israel.
(T.RA/S: MEMO)
