Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina, pada Senin malam (21/07/2023), mengumumkan bahwa 12 penduduk Palestina mengalami luka-luka, termasuk di antaranya seorang wartawan, setelah ditembak oleh pasukan pendudukan Israel di timur Jalur Gaza.
“Para korban luka telah sampai di Kompleks Medis Al-Shifa, 12 orang terluka, termasuk seorang jurnalis, akibat operasi penembakan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel di timur Gaza,” kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Para korban sebelumnya, pada Senin (21/08/2023), memperingati 54 tahun tragedi Hari Pembakaran Masjid Al-Aqsha di perbatasan Jalur Gaza. Pasukan pendudukan Israel kemudian melepaskan tembakan ke arah peserta aksi.
Pembakaran Masjid Al-Aqsha terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969, yang dilakukan seorang Zionis Australia bernama Michael Dennis Rohn. Saat itu, api menghanguskan seluruh isi sayap timur Masjid Qibli yang terletak di sisi selatan kompleks masjid, termasuk mimbar bersejarah, Mimbar Salahuddin.
Sampai hari ini, upaya untuk meyahudisasi dan menghancurkan Masjid Al-Aqsha terus dilakukan. Direktur Lembaga Wakaf Al-Aqsha, Syeikh Najeh Bakirat, mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel sedang mengobarkan perang sistematis. Rezim Zionis Israel ingin memaksakan pembagian ruang dan waktu bagi orang-orang Yahudi di kompleks suci Al-Aqsha.
Syeikh Najeh Bakirat menjelaskan bahwa otoritas pendudukan Israel bertujuan untuk meyahudisasi Yerusalem sepenuhnya dan berusaha untuk mengubah identitas visual kota Yerusalem melalui permukiman ilegal dan penghancuran bangunan Palestina. Realitas lapangan menunjukkan adanya perjuangan mengubah peta demografis di Yerusalem.
(T.FJ/S: RT Arabic)