Gaza, SPNA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina mengumumkan kondisi genting yang sedang belangsung di rumah sakit- rumah sakit Gaza diakibatkan oleh kekurangan obat-obatan dan peralatan medis. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah jumpa pers pada Rabu (20/09/2023), di Rumah Sakit Ranteesi.
Kepala Unit Farmasi di Kementerian, dr. Asyraf Abu Mahadi, menjelaskan bahwa bagian dialisis (cuci darah untuk pasien gagal ginjal) merukan satu unit yang paling berdampak. “Pasein gagal ginjal bisa saja akan menjalani hari-hari berat disebabkan oleh lumpuhnya pelayanan di unit dialisis. Disebabkan oleh kekurangan obat-obatan dan perlatan medis.” Ucapnya.
Dia menambahkan, “1.100 pasien gagal ginjal yang 38 di antaranya adalah anak-anak, rutin melakukan tiga kali cuci darah dalam seminggu.”
Asyraf menegaskan bahwa persediaan medis di Kemenkes sudah sangat menipis. Adapun seperti filter, kanula dan tabung darah benar-benar telah habis total.
Kondisi tersebut tidak lepas dari blokade Israel yang menyebabkan pengiriman obat-obatan dan peralatan medis terkendala di perbatasan. Mereka juga membatasi jumlah pasien yang ingin berobat ke luar Gaza, baik itu ke Israel, Tepi Barat atau Mesir.
Dalam hal ini Kementerian berharap masyarakat dunia, khususnya lembaga kemanusiaan yang ada, dapat membuka mata dan memberikan uluran tangannya untuk Gaza. Juga untuk memberikan tekanan kepada Israel agar mempermudah akses pengiriman kebutuhan medis ke wilayah yang telah berada selama belasan tahun di bawah blokade Israel.
(T.HN)
Nuruddin Jalam Al-Harrazin