Faksi Palestina Seru Mesir Buka Perbatasan Rafah

Sebelumnya, sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengatakan bahwa sebelum agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober, sekitar 500 truk menyeberang ke Jalur Gaza setiap hari. Namun, dalam beberapa hari terakhir rata-rata hanya 12 truk yang bisa masuk.

BY 4adminEdited Mon,30 Oct 2023,12:38 AM

Rafah, SPNA - Faksi-faksi Palestina, pada Minggu (29/10/2023), meminta Mesir untuk membuka pintu perbatasan Rafah untuk membawa keluar korban luka dan membawa masuk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza untuk menyelamatkan penduduk Palestina di Gaza dari bencana kemanusiaan dan perang genosida.

Setelah operasi “Badai Al-Aqsha” Aqsa dan agresi Israel di Jalur Gaza, otoritas pendudukan Israel telah memutus aliran listrik, air, akses obat-obatan, dan bahan bakar dari Jalur Gaza yang telah telah diblokade sejak 2006.

“Kami menyerukan kepada saudara-saudara di Republik Arab Mesir untuk segera membuka perbatasan Rafah untuk membawa korban luka, membawa bantuan kemanusiaan, dan menyelamatkan Jalur Gaza dari bencana kemanusiaan dan perang genosida,” kata faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza dalam pernyataan bersama.

Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Abu Ubaida, dalam pidatonya pada Sabtu kemarin, mengkritik negara-negara Arab yang tidak mampu membawa truk bantuan melalui pintu perbatasan Rafah yang dikuasai oleh Mesir.

Pintu perbatasan atau penyeberangan Rafah adalah satu-satunya penyeberangan yang secara teoritis tidak dikendalikan oleh otoritas pendudukan Israel. Namun, pintu perbatasan ini menyiratkan tunduk pada perintah otoritas pendudukan Israel, di mana kawasan penyeberangan Rafah di bagian Palestina beberapa kali dibom oleh Israel, dan proses masuknya bantuan harus melalui koordinasi antara Mesir dan Israel.

Mesir berusaha membersihkan namanya dari tuduhan menghalangi masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan menuduh otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab atas hal tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa prosedur Israel dalam melakukan pemeriksaan truk menghambat pengiriman bantuan-bantuan dari Mesir ke Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah.

Berdasarkan laporan Kementerian Luar Negeri Mesir, Israel mengharuskan truk diperiksa di penyeberangan Nitzana Israel, di seberang penyeberangan Al-Awja Mesir. Truk tersebut kemudian menuju ke penyeberangan Rafah dalam perjalanan 100 kilometer sebelum memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah.

Sebelumnya, sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengatakan bahwa sebelum agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober, sekitar 500 truk menyeberang ke Jalur Gaza setiap hari. Namun, dalam beberapa hari terakhir rata-rata hanya 12 truk yang bisa masuk. Dari sekitar 500 truk ini, 45 truk di antaranya diperuntukkan untuk bahan bakar untuk mengoperasikan kendaraan di Jalur Gaza, pabrik desalinasi air, dan kebutuhan penduduk lainnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, hingga pada Minggu (29/10), sebanyak 8.005 penduduk Palestina meninggal dunia dalam serangan udara militer pendudukan Israel, termasuk di antaranya 3.324 anak-anak, 2.062 perempuan, dan 460 lansia. Sementara itu sebanyak 1870 orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan, di mana 1.020 adalah anak-anak.

(T.FJ/S: Aljazeera)

leave a reply